Bunga Kehidupan sebuah blog membahas tentang pernik pernik kehidupan yang terfokus pada masalah pendidikan (The life flower one blog discussed about something that was interesting to the world of education)

DOA SANG KATAK

DOA SANG KATAK

Desa yg selalu minta pertolongan

Imam di desa itu adalah orang suci, hingga setiap kali umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan. Ia lalu akan menarik diri ke tempat khusus di dalam hutan dan mengucapkan doa khusus. Tuhan selalu akan mendengarkan doanya dan desa akan tertolong.

Ketika ia meninggal dan umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan penggantinya, yang bukan orang suci, tetapi tahu akan rahasia tempat khusus di dalam hutan dan doa khususnya. Maka ia berkata: "Tuhan, Engkau tahu, aku bukan orang suci. Tetapi Engkau tidak akan membebankan hal itu kepada umatku? Maka dengarkanlah doaku dan datanglah menolong kami."
Tuhan mendengarkan doanya dan desa itu pun akan tertolong.

Ketika Ia juga meninggal, dan umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan penggantinya, yang tahu akan doanya yang khusus, tetapi tidak tahu tempaat didalam hutan. Maka ia berkata: "Engkau tidak pedli tempat, Tuhan? Bukankah setiap tempat menjadi suci karena kehadiran-Mu? Maka dengarkanlah doaku dan datanglah menolong kami." Dan sekali lagi Tuhan akan mendengarkan doanya dan desa akan tertolong.

Nah kini Ia meninggal juga, dan ketika umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan penggantinya yang tidak tahu akan doa khususnya atau juga tempat yang khusus di dalam hutan. Maka ia berkata: "Bukan rumusnya yg Engkau hargai, Tuhan, tetapi jeritan hati di dalam kesusahan. Maka dengarkanlah doaku dan datanglah menolong kami." Dan sekali lagi Tuhan akan mendengarkan doanya dan desa akan tertolong.

Setelah orang itu meninggal, ketika umat dalam kesulitan mereka minta bantuan penggantinya. Nah imam ini lebih terbiasa dengan uang daripada dengan doa. Maka ia akan berkata pada Tuhan: "Allah macam apa Engkau itu, Engkau yang sebabkan sendiri, Engkau masih tetap tidak mau mengangkat jari sampai Engkau melihat kami mengeluh, memohon, meminta ? Nah, Engkau dapat berbuat sekehendak hatimu dengan umat itu." Lalu ia akan segera kembalipada urusan, yang sedang dikerjakannya. Dan sekali lagi Tuhan akan mendengarkan doanya dan desa itu akan tertolong.


Narada membawa mangkuk berisi susu

Orang bijaksana dari India, Narada, menaruh bakti kepada Dewa Hari. Demikian besar baktinya, hingga pada suatu hari ia tergoda untuk berpikir, bahwa di seluruh dunia tidak ada orang , yang mencintai Tuhan melebihi dia.

Tuhan membaca hatinya dan berkata: "Narada, pergilah ke kota di pinggir Bengawan Gangga, sebab seorang penyembahku diam di sana. Hidup di sampingnya akan baik bagimu."

Narada pergi dan bertemu dengan seorang petani, yang pagi bangun, menyebut nama Hari hanya satu kali, lalu mengangkat bajaknya dan pergi ke ladangnya, di mana ia bekerja sepanjang hari. Hanya sesaat sebelum tidur di waktu malam ia mengucapkan nama Hari satu kali lagi. Narada berpikir : "Bagaimana si petani ini bisa berbakti kepada Tuhan? Kulihat dia sepanjang hari sibuk dengan urusan duniawi."

Lalu Tuhan berkata kepada Narada, "Isilah mangkuk dengan susu sampai penuh limpah dan berjalanlah keliling kota. Lalu datanglah kembali tanpa menumpahkan satu tetes pun juga." Narada berbuat apa yg dikatakan.

"Berapa kali engkau ingat akan daku selama berjalan keliling kota?" tanya Tuhan.

"Tidak satukali pun Tuhan," kata Narada, "Bagaimana aku bisa, kalau Engkau menyuruh aku memperhatikan mangkuk berisi susu itu?"

Tuhan berkata: " Mangkuk itu menguasai pikiranmu hingga engkau lupa aku sama sekali. Tetapi lihat petani yg meskipun dibebani tugas menghidupi keluarga, ingat akan daku dua kali sehari?"


Keahlian Tuhan itu Mengampuni

Kebiasaan orang Katolik itu mengakukan dosanya kepada imam dan mendapatkan pelepasan darinya sebagai tanda pengampunan Tuhan. Nah, kerapkali lalu timbul bahaya, bahwa orang yang mengaku menganggap hal ini sebagai jaminan, tanda bukti yg akan melindungi mereka dari pembalasan Allah, dan dengan demikian lebih percaya pada pelepasan oleh imam daripada belaskasih Tuhan.

Perugini, seorang pelukis Italia dari Abad Pertengahan juga tergoda berbuat itu menjelang ajalnya. Ia memutuskan tidak mau mengaku jika, dalam ketakutan itu, ia hanya berusaha menyelamatkan jasadnya. Itu akan merupakan skrilegi dan hujatan kepada Tuhan.

Istrinya, yang tidak tahu apa-apa mengenai keadaan jiwa suaminya, bertanya kepadanya, apakah ia tidak takut mati tanpa pengakuan. Perugini menjawab : "Pandanglah itu demikian, bu : Keahlianku melukis dan aku menjadi ulung sebagai pelukis. Keahlian Tuhan itu mengampuni, dan jika Ia sungguh ahli yang baik, seperti aku ahli lukis yang baik, aku lalu tidak melihat alasan untuk takut."

Guru dan Buaya

Seorang murid mencari guru, yang bisa menuntun dia ke jalan kesucian : ia datang di sebuah ashram dipimpin oleh seorang guru, yg kecuali mempunyai nama tenar karena suci, juga seorang penipu. Tetapi orang pencari itu tidak tahu akan hal ini.

"Sebelum aku menerima kamu sebagai muridku," kata guru, "Aku harus menguji ketaatanmu. Ada sungai mengalir di dekat ashram, dihuni banyak buaya. Aku mau kamu menyeberangi sungai ini melewati air."

Begitu besar percaya si murid muda ini, hingga ia tepat melakukan itu : Ia berjalan mengarungi air sambil berteriak, "Segala kehormatan kepada kuasa guruku !"
Guru heran, bahwa orang itu berjalan dari pantai ke pantai tidak terganggu.

Ini meyakinkan guru, bahwa ia lebih dari orang suci seperti yg ia gambarkan sendiri. Maka ia memutuskan memberi pertunjukkan kuasanya kepada para murid dan mengharumkan namanya sebagai orang suci. Ia masuk ke dalam sungai berseru, " Segala kehormatan bagiku ! Segala kehormatan bagiku !" Buaya-buaya segera menangkap dia dan memangsanya.

Rahib dan Dirinya

Ada kisah yang mengungkapkan, seorang rahib hidup di padang gurun Mesir, yang begitu tersiksa oleh godaan, hingga ia tidak dapat tahan lebih lama lagi. Maka ia memutuskan meninggalkan pertapaannya dan pergi ke tempat lain.

Ketika ia mengenakan sandal utk melaksanakan niatnya, ia jug amelihat rahib lain, tidak jauh dari tempatnya berdiri, yang juga mengenakan sandalnya.

"Siapa engkau itu?" ia bertanya kepada rahib asing itu.

"Aku ini engkau sendiri," jawabnya. "Jika karena aku, engkau meninggalkan tempatmu, baiklah engkau ketahui bahwa kemana pun engkau pergi, aku akan mengikuti engkau."

Pasien putus asa berkata kepada psikiater, "Ke mana pun aku pergi aku membawa diriku sendiri dan itu mencemari segala."

Apa yg engkau hindari - dan apa yg engkau dambakan - keduanya ada dalam dirimu.


Penemuan modern yang terbilang besar

Seorang guru memberi pelajaran tentang penemuan-penemuan modern.

"Apa kamu ada yang bisa menyebutkan sesuatu yang penting yang belum ada limapuluh tahun lalu," tanyanya.

Anak pintar di deretan depan mengangkat tangannya bersemangat dan berkata. "Saya !"

Misteri tentang Diri

Seorang tua mempunyai toko seba unik dan antik di dalam kota besar. Seorang turis masuk dan mulai bicara dengan orang tua itu tentang banyak barang yang terkumpul di toko.

Turis bertanya : "Menurut pendapat anda, mana paling aneh dan paling ajaib dari semua hal yang ada di sini?"

Orang itu memeriksa ratusan hal yang serba aneh, antik, binatang terisi kapuk, tengkorak menyusut, ikan dan burung diawetkan, temuan arkeologi, kepala rusa, ... lalu berpaling kepada turis dan berkata : "Barang yang paling aneh dalam toko ini tak dapat disangkal lagi adalah saya sendiri."

Truk Pemadam Kebakaran tanpa Rem

Ada yang lahir suci.
Ada yang mencapai kesucian,
lainnya berusaha ke arah kesucian.

Sumur minyak tersambar api dan perusahaan memanggil para ahli untuk memadamkan kebakaran. Tetapi begitu hebat nyala api, hingga pemadam tidak bisa mendekat sampai tiga ratus meter dari lokasi. Penanggung jawab, dalam keputusasaan memanggil sukarelawan pemadam kebakaran setempat untuk menolong sedapat-dapatnya.

Setengah jam kemudian truk pemadam setengah ringsek masuk di jalan dan berhenti tiba2 sepuluh meter dari api yang mengamuk. Para petugas loncat keluar dari truk dan menyebar, lalu terus beraksi memadamkan api.

Penanggung jawab, penuh syukur, mengadakan perayaan beberapa hari kemudian, di mana keberanian para pemadam kebakaran setempat dipuji, dedikasi pada kewajiban dijunjung tinggi - dan cek amat besar dihadiahkan kepada pemimpin kelompok pemadam. Ketika ditanya para wartawan, ia mau apa dengan cek itu, pemimpin kelompok menjawab; "O, pertama-tama yang harus kulakukan ialah membawa truk kebakaran itu ke bengkel dan memperbaiki remnya."

Bagi orang lain, celakanya, kesucian itu hanya upacara.

Penerbangan perdana

"Ini adalah penerbangan anda yang pertama. Apakah anda sudah merasa ciut hati ?"

"Hmm, untuk menceritakan kebenaran kepada anda, saya tidak berani meletakkan sepenuh berat badan saya di atas tempat duduk ini."


Wanita tua dan Ayam Jantan

Seorang wanita tua mengamati, bahwa dengan ketepatan ilmiah ayam jantannya mulai berkokok sebelum matahari terbit setiap hari. Maka ia sampai pada kesimpulan bahwa kokok si ayam jantan mengakibatkan matahari terbit.

Maka ketika jagonya tiba-tiba mati, ia cepat-cepat menggantinya dengan jago lain, supaya matahari tidak lupa terbit pagi hari berikutnya.

Pada suatu hari ia berselisih dengan tetangga dan mengancam mau pindah desa ikut saudaranya beberapa kilometer jauhnya dari situ.

Ketika ayam berkoko pagi harinya, dan sebentar lagi matahari mulai terbit anggun di atas cakrawala, ia yakin benar pengetahuannya selama ini, matahari terbit di sini dan desanya ada dalam kegelapan - Nah itulah yang mereka minta.

Namun ini membuat dia bertanya-tanya, mengapa para tetangganya dulu tidak datang memohon kepadanya, untuk kembali ke desa dengan ayam jantannya. Inilah karena mereka kera


Oh tadi telah kami goncangkan jembatan itu !"

Seekor gajah lepas dari kawanannya dan lewat melintasi jembatan kayu kecil di atas jurang.

Jembatan tua itu goyah dan gemeretak, hampir tidak kuat menyangga berat si gajah.

Setelah sampai di seberang, seekor lalat yang bertengger pada telinga gajah, berseru dalam perasaan amat puas, "Oh tadi, telah kami goncangkan jembatan itu !"

Pendapatan dan Pelepasan

Dua rahib mengadakan perjalanan. Yang satu mengikuti spiritualitas "pendapatan", yang lain lebih percaya akan "pelepasan". Sepanjang hari mereka berdiskusi tentang spiritualitas masing-masing, sampai malam mereka tiba di pinggir sungai.

Kini yang percaya akan "pelepasa" tidak membawa uang, Ia berkata: "Kami tidak bisa membayar tukang perahu utk menyeberangkan kami, tetapi mengapa memikirkan tubuh. Kami bermalam di sini menyanyikan kemuliaan Tuhan, dan esok kami pasti menemukan orang baik hati, yang akan membayar ongkos penyeberangan kami."

Yang lain berkata :"Di sisi tidak ada dukuh, tidak ada desa, gubug, atau pondok. Kami akan ditelan binatang buas atau digigit ular atau mati kedinginan. Di sisi sungai lain kami akan bisa bermalam aman dan enak. Aku punya uang utk membayar tukang perahu."

Setelah mereka aman di sisi sungai lainnya, ia membuktikan kepada temannya: "Tahu engkau, nilainya menyimpan uang? Aku dapat menyelamatkan hidupmu dan hidupku. Apa yg terjadi pada kita, seandainya aku ini orang pengikut "pelepasan" seperti engkau".

Yang lain menjawab: "Karena engkau ikut pelepasan, maka itulah yg menyeberangkan dan menyelamatkan kita, sebab engkau membagi uangmu utk membayar tukang perahu, bukan? Apalagi karena tidak punya uang dalam kantongku, kantongmu menjadi kepunyaanku. Kulihat aku tidak pernah kekurangan, aku selalu dicukupi."

Penyelenggaran Illahi Dalam Tiga Perahu Penyelamat

Seorang imam di muka meja dekat jendela menyiapkan khotbah tentang Penyelenggaraan Tuhan, ketika ia mendengar sesuatu seperti ledakan. Segera ia melihat orang lalu lalang berlari-lari dalam kepanikan dan menemukan, bahwa bendungan telah meledak, sungai meluap dan rakyat sedang diungsikan.

Imam melihat air semakin tinggi di jalanan di bawah. Ia merasa sedikit sulit menekan rasa panik yang mencekam, tetapi ia berkata: "Di sini aku sedang menyiapkan khotbah tentang Penyelenggaraan Tuhan, dan aku mendapat kesempatan untuk mempraktekkan khotbahku. Aku tidak akan lari seperti lainnya. Aku akan tetap tinggal di sini dan percaya akan penyelenggaran ilahi untuk menolong aku."

Ketika air sudah sampai jendela, perahu penuh orang lewat. "Naiklah, pastor," teriak mereka. "Ah tidak anak," kata Pastor penuh percaya. "Aku percaya Penyelenggaraan Tuhan akan menolong aku."

Pastor memang betul naik ke atap, tetapi ketika air sampai di sana, seperangkat orang dalam perahu lewat, mendesak pastor naik, sekali lagi ia menolak.

Kali ini ia naik ke puncak menara lonceng. Ketika air sampai di lututnya, seorang petugas dalam perahu motor dikirim untuk menolongnya. "Terimakasih, saudara," kata Pastor dengan senyum tenang. "Aku percaya kepada Tuhan, Ia tidak akan meninggalkan aku."

Ketika pastor tenggelam dan naik ke surga, pertama-tam yang ia lakukan ialah mengeluh kepada Tuhan. "Aku percaya kepada-Mu. Mengapa Engkau tidak berbuat apa-apa untuk menolong aku."

"Ah," kata Tuhan. "Aku sudah mengirim perahu tiga kali."


Posted by Health Care , Published at 8:16 AM and have 0 comments

Tidak ada komentar :