Bunga Kehidupan sebuah blog membahas tentang pernik pernik kehidupan yang terfokus pada masalah pendidikan (The life flower one blog discussed about something that was interesting to the world of education)

Tips Mengatasi Anak yang Mudah Marah

Tips Mengatasi Anak yang Mudah Marah


Oleh: Agung Candra Setiawan

Anak yang mudah marah atau ngambekan memang dapat sangat menjengkelkan, membuat frustrasi dan dapat mengikis kesabaran kita sebagai orang tuanya. Alih-alih menenangkan atau membantu anak-anaknya untuk bisa mengendalikan amarahnya, banyak orang tua justru kerap melakukan kesalahan dengan sengaja membiarkannya, balik memarahinya, menghukumnya, bahkan hingga melakukan kekerasan fisik untuk sekadar membuatnya diam. Api tidak akan bisa padam dengan api, sebagai orang tua kita hendaknya dapat memahami bahwa kemarahan yang dilakukan oleh seorang anak sangat berbeda penyebabnya dengan kemarahan yang dilakukan oleh orang dewasa. Adalah kewajiban kita semua sebagai orang dewasa untuk bisa menjadi embun penyejuk bagi anak-anak kita yang sedang marah, sehingga mereka dapat memahami dengan sendiri kesalahannya dan belajar dari teladan kita bagaimana cara yang benar untuk mengatasi emosinya.Berikut ini beberapa tips yang dapat digunakan oleh para orang tua tentang bagaimana membantu meredakan emosi anak-anak yang sedang marah, sehingga dengan sendirinya mereka dapat memiliki kemampuan untuk mengendalikan amarahnya:
  1. Peka mengenali perasaan anak

    Dikutip dari belajarpsikologi.com. "Seorang anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu, tapi seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya. Hal ini biasanya membuat ia kesal dan menuntunnya ke arah frustasi yang diungkapkan dengan marah-marah."Oleh karena itu, mulailah dengan memahami perasaan dan kebiasaan si anak. Kenalilah kesukaan dia akan sesuatu, memahami apa yang ingin atau tidak ingin dia lakukan, jadwal jam tidurnya, dan sebagainya. Ketika orang tua berusaha mengenalkan sesuatu hal yang baru kepada anak-anaknya, hindarilah dengan cara memaksa, tawarkanlah mereka untuk memilih atau lakukanlah dengan cara perlahan sebagai bentuk pembiasaan, sehingga bila anak sudah terbiasa dan menyukainya, maka dia tidak perlu lagi kita paksa untuk melakukannya.
  2. Komunikasi yang baik

    Kadang sering terjadi komunikasi yang tidak terjalin dengan baik antara orang tua dan anak, sehingga ketika anak ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tuanya ia mengalami kesulitan dan bentuk kekesalan hatinya atau ungkapan protes kepada orang tuanya dia tunjukkan dengan cara marah, ngambek, merusak sesuatu, dan lain-lain. Bangunlah komunikasi yang hangat dengan anak-anak kita, jangan membuat jarak dengan mereka, anggaplah anak-anak sebagai sahabat kita begitu pula sebaliknya. Yakinlah, ketika komunikasi dengan anak sudah bisa terjalin dengan baik, maka anak-anak bisa mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan aspirasinya.
  3. Memeluknya

    Kadang kemarahan seorang anak bisa diakibatkan oleh hal yang sangat sepele, seperti kurangnya kasih sayang atau perhatian dari orang tuanya. Ketika anak tumbuh semakin besar atau karena kesibukan kerja yang semakin padat, kedekatan secara fisik dengan orang tuanya bisa berangsur-angsur berkurang, dalam hal ini anak bisa merasa tidak disayangi lagi oleh orang tuanya. Pelukan serta belaian kasih sayang dari orang tuanya sangat mereka harapkan. Oleh karena itu, biasakanlah memeluk mereka atau menciumnya dengan tulus ketika akan berangkat bekerja atau ketika mereka sakit. Cara ini terbukti ampuh untuk menenangkan perasaan mereka.
  4. Memberikan larangan yang logis

    Anak-anak umumnya belum memiliki keberanian untuk berdebat dengan orang tuanya, bahkan ketika mereka ingin sekali melakukan sesuatu namun orang tua melarangnya. Kata-kata jangan, tidak, tidak boleh dan sebagainya sering kali membuat anak merasa tidak dipercayai atau dibatasi ruang geraknya. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita wajib memberikan alasan yang logis kepada anak kita mengapa kita melarangnya melakukan sesuatu. Bila itu menyangkut hal yang dapat membahayakan dirinya, maka kita wajib menjelaskan resiko-resiko yang dapat terjadi bila dia memaksa untuk melakukannya.
  5. Memberikan teladan

    Orang tua perlu memberikan teladan kepada anak-anaknya bagaimana cara yang benar mengatasi emosi. Orang tua yang dalam kesehariannya sering marah-marah atau tidak memiliki kemampuan untuk menahan emosi, maka anak-anak mereka dapat terpengaruh oleh kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, bila kita menginginkan anak-anak kita dapat mengendalikan emosi mereka, maka kita harus berusaha menahan diri ketika akan marah atau kita bisa meluapkan kemarahan kita tidak di hadapan anak secara langsung.
  6. Tidak gugup dan tetap tenang

    Ketika anak kita marah di tempat umum, sebagai orang tua kita tidak boleh gugup dan harus tetap tenang, jangan balik memarahi anak-anak kita secara langsung atau bahkan memukulnya di hadapan orang banyak. Cara mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan menggendongnya lalu membawanya ke tempat yang lebih sepi sehingga dapat meredakan emosinya yang sesaat.

    sumber:keluarga.com



Posted by Health Care , Published at 10:58 AM and have 0 comments

Tidak ada komentar :