Manfaat yang bisa kita dapatkan dari HP memang sangat besar. Dengan adanya HP ini komunikasi antara orang tua dan anak akan lebih lancar. Apalagi dengan kondisi seperti saat ini, ketika orang tua dan anak mempunyai banyak kesibukan masing-masing sehingga waktu untuk bersama berkurang, keberadaan alat yang mempermudah komunikasi dirasa sangat membantu. Orang tua akan lebih mudah mengabarkan kepada orang tua jika terjadi sesuatu pada mereka di saat tidak bersama dengan orang tua.
Namun di samping manfaat seperti yang tersebut di atas, penggunaan HP oleh anak juga dapat mendatangkan berbagai pengaruh buruk. HP sebagai alat komunikasi dapat membawa informasi negatif bagi anak karena saat ini begitu banyak pesan dan gambar “khusus orang dewasa” yang beredar bebas. Informasi negatif ini tentu saja bisa mempengaruhi psikologis anak, sehingga membuat mereka tertarik untuk mencoba hal-hal yang seharusnya belum boleh meraka lakukan. Perilaku konsumtif juga mudah terpicu dalam penggunaan HP ini. Begitu seringnya muncul jenis HP baru, yang tidak hanya menawarkan teknologi yang mutakhir tapi juga design baru yang disesuaikan dengan selera konsumen, sehingga menarik minat pengguna untuk gonta-ganti HP. Belum lagi pemborosan pulsa karena adanya berbagai program yang mengundang pengguna HP untuk berpartisipasi dengan pulsa premium yang biayanya 10 kali lipat pulsa biasa. Selain dampak negatif di atas, penggunaan HP pada anak juga rentan terhadap bahaya. Baik bahaya perampokan maupun bahaya terhadap otak yang ditimbulkan oleh gelombang elektromagnetik HP.
Jadi, kira-kira perlukah kita membekali anak usia SD-SMP dengan HP? Dari polling kecil-kecilan yang saya buat, 37% orang tua menyatakan perlu membekali anak dengan HP, sedangkan 63% menyatakan keberatan atau merasa tidak perlu memberikan fasilitas HP bagi anaknya. Orang tua menganggap anaknya perlu dibekali HP dengan pertimbangan manfaat kelancaran komunikasi. Kondisinya beragam. Ada yang di rumahnya belum tersentuh telpon kabel, sehingga HP diperlukan untuk menggantikan fungsi telepon rumah. Ada yang mengkhawatirkan keruwetan lalu lintas jalur bepergian yang harus dilalui anaknya ketika beraktifitas di luar rumah. Faktor semakin sedikitnya telepon umum yang berfungsi dengan baik juga menjadi bahan pertimbangan. Sedangkan orang tua yang memilih untuk tidak memberikan HP kepada anaknya karena alasan belum perlu, takut anaknya konsumtif, takut anak mendapatkan informasi-informasi negatif dan menghindarkan dari tindak perampokan.
Dengan adanya dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dalam penggunaan HP oleh anak-anak, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua sebelum memberikan fasilitas komunikasi ini kepada anak,
Apakah anak memang telah benar-benar membutuhkan HP? Jika anak masih selalu dalam pengawasan dan di lingkungan tempat anak beraktifitas terdapat fasilitas telepon (telepon sekolah, tempat kursus, rumah teman atau telepon umum), maka kiranya pemberian fasilitas ini dapat ditangguhkan.
Apakah anak telah benar-benar siap menggunakan HP, baik secara mental maupun ketrampilan? Sudah sadarkah ia akan maksud pemberian fasilitas HP itu? Jika motivasi anak menginginkan HP hanya karena alasan “supaya sama dengan teman” atau “supaya tidak ketinggalan jaman”, maka HP tidak perlu diberikan.
Jika berbagai hal telah dipertimbangkan dan keadaan memang menjadi lebih jika anak memiliki HP, agar manfaat yang kita dapatkan, siapkan anak dengan hal-hal berikut :
Menjelaskan pada si anak, maksud dan tujuan memberi HP adalah agar memudahkan Anda menghubungi dan mengetahui keberadaannya ketika di luar rumah.
Menjelaskan bahwa HP termasuk barang mewah, dan harganya relatif masih mahal. Jadi, diharapkan dia pun bisa menjaga dan merawatnya dengan penuh tanggung jawab. HP yang diberikan tidak perlu memiliki berbagai macam fitur. Cukup dilengkapi dengan fungsi telpon dan SMS saja, tidak perlu adanya infrared, bluetooth yang memudahkan pertukaran gambar (MMS). Bisa juga dipilih jenis HP khusus untuk anak yang hanya memiliki beberapa tombol untuk menghubungi Ayah, Ibu, rumah & SOS. Selain itu juga designnya tahan banting karena dilapisi karet.
Jangan memandang HP sebagai sarana untuk pamer. Pakailah seperlunya saja.
Batasi pulsa untuk menghindari penggunaan yang berlebihan. Latih anak untuk bertanggung jawab atas fasilitas yang didapatnya.
Bila dirasa perlu, tetapkan aturan, anak hanya boleh membawa HP ketika pergi sendirian tanpa orang tua/pengawas. Dan, begitu di rumah, HP sebaiknya diletakkan di ruang keluarga, agar orangtua juga dapat mengaksesnya. Katakan padanya, HP tersebut untuk kepentingan seluruh keluarga, maka orang tua berhak melihat sms yang masuk ke situ. Karena, kini makin banyak saja sms berbau pornografi, berbahasa vulgar, yang tentu saja belum layak dilihat si remaja.
Semoga kita dapat memanfaatkan teknologi untuk meringankan beban kita, mempermudah tugas dan kerja kita, bukan malah memetik dampak negative darinya. (Dirangkum oleh Wiwit Wijayanti dari diskusi dan berbagai sumber)
Posted by
4:17 PM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar