PUISI

Sekolah
Karya Willie R
Mengapa kau menyita kehidupanku
Apakah kau akan membunuhku sampai akhir dunia
Tak tahukah kau soal hatiku
Berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun
Kau selalu menuntunku
Ku melihat, meraba, dan memandang
Bagiku dulu, kau adalah parasit
Seiring berjalannya waktu, kau adalah duniaku
Kurindu setiap saat dan setiap waktu
Kurindu memakai seragam usang yang membuat semuanya terasa lengkap
Kaulah hidupku
Lebih baik dari gubuk miniku
Tiap hari ku menjerit di gubuk itu
Memasang telinga tuk mendengar teriakan
Adik-adikku yang gersang dan buta
Sekarang dan setiap hari dan sepanjang segala menit
Kudengar belmu berteriak
Kudengar pula suara temanku yang terkuat sampai kaca pecah
Tetapi aku tak peduli
Karena aku akan mengejar masa depan terbaikku di dalammu

Kelasku, Kelas 7C
Karya Kristopher Lee
Hampir semua sama dalam ruangan ini
Langkah mereka meretakkan lantai
Suara mereka membuat telinga tuli
Hati mereka sekeras batu
Perlahan hati menjadi iba
Kerasnya hati mereka
Tebalnya muka mereka
Terkadang membuat sakit sang guru
Terkadang mulut pun tersenyum
Melihat muka yang begitu polos
Melihat senyum manis guru
Mendengar canda tawa bersama
Tapi ya inilah kelas kami
Kelas yang bagaikan bunga mawar
Terlihat cantik dan mempesona
Tapi juga bertangkai duri yang bersiap melukai
Kami banyak ciptakan warna hitam
Seakan kami penuh kegelapan
Tapi juga memancarkan sinar
Karena kami juga terang
Ya inilah kami, anak kelas 7C

Antara Aku, Mereka, dan Kursi Kejayaanku Karya Sheilla Khonada
Tiap hari kuperhatikan gerakan mereka
Saat kujelajahi ladang pengetahuan
Aku tahu, banyak yang ingin merebut kursiku
Mutiara-mutiara Dian Harapan
Andalan-andalan bangsa
Tapi entah mengapa ku tak rela
Melepas kursi kejayaan ini
Mereka adalah singa yang duduk di kanan dan kiriku
Tiap kemajuan mereka berarti menggeser kursiku
Dunia terus mendatangiku
Pohon pengetahuan terus berbuah
Meski jumlah mereka seperti bintang di langit
Ku akan terus berlari
Melompati teriakkan mereka yang memekakkan telinga
Kupandangi jam dinding yang terus berlari
Waktuku tak banyak lagi
Ku berlutut dan memohon di hadapan-Nya
Agar kursiku tetap kokoh bagai karang di lautan
Dan aku harus terus, terus, dan terus menerangi dunia
Haus akan Cinta
Karya Yoshua
Bagai rusa yang haus
Rindu aliran sungai
Begitu juga hatiku
Yang haus akan cinta
Bagai tanah kering
Merindukan datangnya hujan
Begitu juga pikiranku
Yang termenung menunggu cinta
Bagaikan tanah gersang
Yang merindukan pohon hijau
Begitu juga hasratku
Yang mengangankan indahnya cinta
Bagai pohon di taman kota
Yang berharap siraman air
Begitu juga perasaanku
Yang berharap kecapan cinta
Bagai atlet marathon
Yang haus akan kemenangan
Begitu pula ragaku
Yang selalu haus akan cinta

Gerimis Karya Andrew
Awan gelap,
Saat itulah kau datang
Untuk menghibur kesedihanku
Kedatanganmu selalu membuatku tersenyum
Tiap butirmu menyemangatiku
Semangat yang membuat hariku begitu indah
Kesepianku terhapus olehmu
Kau mengajakku berpesta bersama
Suara rintikmu seperti hembusan udara di pagi hari
Begitu mendamaikan dan menyegarkan
Setiap masalah yang ada di hati
Melayang meninggalkan jiwaku

Fisikaku
Karya Theodora
Saat engkau datang
Hati yang gundah pun
Laksana dititiki embun pagi hari
Hatiku segar kembali
Aku jatuh hati padamu
Kau hujan kebahagiaanku
Menuangkan air cinta
Dalam gelas hatiku
Saat kau pergi
Langit cerah berwarna hitam pekat
Satu hari, seminggu, sebulan, bahkan setahun
Menjadi susah terseberangi tanpamu
Saat kau kembali
Hati yang beku jadi mencair
Kurasakan air mata bahagia
Mengalir di pipi seperti aliran sungai
Setiap detik, menit, jam yang berlalu
Hanya kau yang ada dalam angan
Kau adalah malaikat
Kaulah fisikaku

Sang Mentari
Karya Monica Ratna Sari
Cahayamu selalu menyambutku tiap pagi
Kehangatanmu menemukanku terbaring tak bergerak
Dengan mata terpejam kurasakan kehangatanmu menembus diriku
Sayup-sayup kudengar kau berkata Ayo bangun
Dengan setengah hati kubuka mataku yang sayu
Tatapanku tepat ke arahmu
Silau sinarmu membutakan mataku
Namun sinarmu juga memenuhi hatiku yang hampa ini
Bahkan rumput dan bunga pun
Menunggu kedatanganmu
Menunggu kehangatan sinarmu yang berkilau
Menunggu ciuman hangat darimu
Hati serasa teriris-iris saat kau meninggalkanku
Aku seperti kehilangan emas
Aku seperti kehilangan cahaya hidup
Dan hati menjadi beku
Mentari,
Kau begitu murah hati
Kau tampakkan kembali wajahmu
Kau berikan kehangatan padaku
Dan juga kau berikan kasegaran dan kemurnian hati

Angka
Karya Clara Agatha
Setiap hari aku menemukanmu
Di sudut yang sama dengan bentuk yang sama
Kupandangi bentukmu dan kuselesaikan teka-tekimu
Aku merasa sengsara denganmu
Terkadang aku penasaran
Dari mana asalmu dan bagaimana kau dibuat
Kau membuat otakku diperas
Kau memaksaku jadi robot penghitung
Betapa sulitnya kau untuk diringkas
Aku sangat bosan denganmu
Kau menghajarku tiap hari
Dengan palu besarmu
Mengapa dan mengapa kau begitu susah
Bagai pemula bermain catur
Setiap hari ku harus bergelut denganmu
Kau tak pernah melepasku
Kau seperti benalu dalam kehidupanku
Kau menyumbat otakku
Kau selalu bertanya
“Berapa jadinya aku?”

Kesedihan
Karya Adrianus
Kau bisa menyerang setiap orang
Kau menyebabkan ratap tangis
Tak ada yang tahan denganmu
Mengapa kau harus ada
Tak pernah engkau pilih kasih
Tua muda besar kecil semua kau serang
Orang sudah muak denganmu
Tapi mengapa engkau tetap datang
Kebahagiaan yang baru tersentuh
Tiba-tiba engkau hancurkan
Kau merebut kebahagiannya
Hanya tinggal Air matamu
Tidakkah kau tahu
Kedatanganmu membawa tangis duka
Kapankah kau akan pergi dari kehidupan ini?
Aku harap kau segera pergi dan tak pernah kembali

Cinta sejati
Karya Cressa Cornelia
Hari demi hari yang kulewati
Setiap tahun, bulan, hari, bahkan detik hidupku
Tak dapat lepas dari dirimu
Terlena oleh dirimu, terbuai oleh cintamu
Hanya kau, kau, dan kau yang ada dalam pikiranku
Tak akan pernah bisa kuhapus kau dari ingatanku
Kau telah merampas hati dan jiwaku
Sesak hati ini mencoba mencegahmu
Pikiran, angan, bahkan jiwa ini
Tak mungkin lepas dari jerat cintamu
Jantung ini berhenti berdetak
Saat coba melepaskan jeratmu
Kau telah tutup pintu hati ini
Gengamanmu dan eratnya pelukmu
Menyelimuti hati dan pikiran
Kau dan kau yang nampak
Namun saat kautinggalkan aku
Begitu kosong dan hampanya dirimu
Hati ini sakit, perih, dan tertusuk
Tak ada lagi cahaya di hidupku
Semua menjadi gelap dan gelap

Cintamu
Karya Bella
Saat kutatap wajahmu
Kurasakan jantungku berdetak lebih cepat
Kurasakan tubuh ini bergetar
Kurasakan hatiku berlari
Dan berkata aku akan bersamamu
Wajahmu cantik secantik bidadari
Kulit putihmu seperti salju di musim dingin
Bibirmu bagai buah cherry yang masak
Rambutmu sehalus sutera
Bila kau sedih
Ingatlah akan cintaku
Kan kuhapus air mata kesedihanmu
Dan kuubah menjadi senyum kebahagiaan
Bila air mata terus bersamamu
Hatiku sakit seperti disayat-sayat
Detik demi detik, menit demi menit , dan hari demi hari
Tak bisa kuhapus ingatanku
Akan wajahmu yang mengalirkan air mata
Tapi kini,
Kau hancurkan hatiku menjadi berkeping-keping
Kau buat hatiku kosong dan pikiranku galau
Memikirkan teganya dirimu membuangku
Walau begitu, mengapa tak kurasakan kebencian untukmu
Aku tetap mencintaimu hingga keeping terakhirku
Aku bahagia bila kau bahagia
Aku akan setia menantimu
Walau aku tak tahu kapan kau kembali
Biarkan harapan tetap ada dalam hatiku

Cinta
Karya Louis
Cinta adalah segalanya
Cinta adalah bagian kehidupan manusia
Tanpa cinta manusia akan mati
Cinta juga bisa membutakan
Semua orang memiliki cinta
Cinta yang penuh kebahagiaan
Cinta yang penuh kedamaian
Cinta yang seperti matahari di pagi hari
Setiap detik, menit, dan jam yang berlalu
Seseorang akan memikirkan cintanya
Karena kita tak bisa menghindar dari cinta
Cinta harus selalu tumbuh di hati manusia
Jika cinta itu tak ada
Dunia akan hancur seperti terkena badai topan
Jangan pernah meremehkan cinta
Karena cinta bisa membunuh
Cinta adalah hal penting di dunia
Dunia akan kosong tanpa cinta
Cinta adalah harapan
Harapan dunia yang penuh gejolak

Menunggu Karya Kris
Satu kata yang menawarkan pilihan
Iya atau tidak
Tiga suku kata yang membingungkan perasaan
Senang atau bosan
Itulah dirimu
Kau tahu,
Tak seorang pun yang tak mengenalmu
Semua tahu engkau
Semua pernah menjalanimu
Hanya perasaan dan hanya tujuanlah
Yang memberi warna untukmu
Ada yang bilang tentang dirimu
Satu jam seperti satu tahun bahkan puluhan tahun
Mereka rela hati menjalaninya
Masih dengan senyumman saat kau berlalu
Kau menciptakan dua warna
Warna bahagia ataukah warna kesedihan
Sebuah senyuman atau cibiran bahkan cacian dan makian
Itulah dirimu

Pelangi di Mataku
Karya Kris
Warnamu yang beraneka warna
Paduan yang begitu sempurna
Indah, mempesona, dan menakjubkan
Sungguh agung karya-Mu
Kau tak muncul di setiap waktu
Memandangmu adalah anugerah bagiku
Pesonamu menyita waktuku
Keberadaanmu menyedot pikiranku
Kehadiranmu mengoyak semua kegalauanku
Andai kau ada di setiap waktu yang kubutuhkan
Andai kau hadir di setiap langkah kehidupan yang kujalani
Andai kau setia di setiap mimpi yang aku rangkai
Andai kau mewarnai hidupku seperti paduan warnamu
Yang kautampilkan pada dunia
Aku akan selalu bahagia menjalani setiap kehidupanku
Aku akan tersenyum di tengah kesedihan yang menerpaku
Aku akan tertawa di tengah kedukaan yang menghimpitku
Aku akan bangga di tengah keterpurukkanku


Hidup
Karya Kris
Kehidupan manusia yang terus berjalan
Seiring dengan kedewasaannya
Yang dijalani setiap tapak demi tapak ntuk mencapai tujuan
Temukan banyak kerikil, batu, duri, dan tembok-tembuk yang sulit dan siap menghadang
Kadang tersandung, tertusuk, dan tertabrak
Begitu menyakitkan dan menghancurkan dan membuatku jatuh tak berdaya
Mereka coba untuk bangun perlahan
Karena yakin Tuhan selalu mendampingi lewat saudara dan sahabatnya
Merekalah tongkat di kala terjatuh dan tertatih
Merekalah senyuman di kala ada tangisan
Itulah perjalanan hidup manusia
Yang harus mereka jalani
Mau tak mau, ingin dan tak ingin
Gagal atau berhasil
Takut atau berani
Nekat atau berpikir-pikir
Tetap harus berjuang dan diperjuangkan

share this article to: Facebook Twitter Linkedin Digg

Posted by Health Care , Published at 5:43 PM and have 1 comments