Perbanyak aktivitas fisik
Olahraga terbukti dapat menyehatkan dan mengendalikan emosi seseorang sehingga relatif lebih terjaga. Ajak anak bermain di luar atau melakukan olahraga yang disukainya. Karate atau wrestling konon bagus untuk anak-anak yang emosinya sering kali tidak terkendali. Aktivitas yang mengacu adrenalin juga baik untuk membakar energi dan mengusir stres.
Ungkapan rasa marah lewat tulisan
Terkadang ada anak yang enggan curhat langsung tentang perasaannya dan memilih untuk mengungkapkan lewat tulisan. Jika si kecil merasa lebih lega dan nyaman dengan cara ini, orangtua jangan memaksa bercerita langsung. Sediakan papan tulis mini sebagai media bagi si kecil untuk mengungkapkan perasaannya. Misalnya: "Aku enggak suka kalau lagi nonton TV channel-nya dipindah-pindah!" Orangtua bisa menasihati dengan bijak lewat tulisan juga, seperti: "Mama ngerti sayang, tapi kita kan cuma punya satu TV, jadi harus berbagi dengan yang lain". Hal ini sekaligus mengajarkan anak bertoleransi dengan anggota keluarga yang lain.
Ajarkan anak berpikir positif dan keluar dari masalahnya
Memang sulit untuk berpikir jernih saat diselimuti kemarahan, yang ada hanya amarah, marah, dan marah. Jangan menyalahkan diri sendiri dengan berkata "Bodoh sekali aku bisa terpancing emosi", sebaliknya berpikirlah positif, "Tadi aku memang sempat emosi, tapi sekarang sudah lebih baik". Minta anak untuk tidak memikirkan hal atau orang yang menjadi penyebab kemarahannya. Selanjutnya untuk memulihkan mood si anak, ajak dia memikirkan hal-hal lain yang lebih menyenangkan.
Biasakan anak untuk curhat dan jadilah pendengar yang baik
Orangtua harus tanggap membaca gelagat jika si kecil terlihat bad mood segera dekati dan ajak bicara sebelum datang masalah lain yang memperburuk mood-nya. Cobalah menganalisis penyebab kemarahannya. Setelah emosinya mereda, ajak dia bicara dan tanyakan permasalahannya. Jangan lupa berikan solusi yang "mencerahkan".
Biarkan anak sendiri
Terkadang di saat marah kita perlu waktu untuk menenangkan diri, begitu pula si anak mungkin akan berkata: "Jangan ganggu, aku ingin sendirian!" Kalau itu yang dikehendaki, biarkan dia melakukannya karena seperti halnya orang dewasa, anak-anak pun perlu waktu untuk menjernihkan pikirannya yang dirundung masalah. Namun, tetaplah waspada akan kemungkinan buruk yang dapat dilakukan anak saat sendirian, termasuk hal ekstrem seperti kabur dari rumah atau bunuh diri.
(sindo//tty)
Posted by
7:02 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar