Hidup memang kadang tidak memberi kita banyak pilihan. Ada saatnya kita harus menerima tekanan kehidupan. Persoalannya adalah bagaimana menyikapi tekanan itu. Ibarat sebuah ban, jika dipompa sesuai ukuran akan bagus untuk dugunakan, tapi jika diberi tekanan angin berlebihan akan meledak. Satu hal yang kita tidak boleh lupa, jika ban itu tidak diberi tekanan berupa angin, maka ban tersebut tidak berguna. Demikian juga hidup, tekanan bisa kita jadikan momentum untuk maju, walau selangkah demi selangkah. Umumnya orang yang mampu memanage tekanan hidup akan bersikap lebih dewasa dan akan lebih arif dalam menjalani hidup. Tapi orang yang tidak mampu keluar dari tekanan, hidupnya biasanya akan jalan stagnan, mundur atau bahkan hancur berkeping-keping seperti ban yang kelebihan tekanan.
Tekanan yang dihadapi manusia dalam hidup dikelompokkan dalam tiga sumber. Pertama, tekanan oleh kejadian katastrofik yang terjadi tiba-tiba dan tidak terduga. Kedua, tekanan masa transisi terkait dengan tahapan perkembangan jiwa.Ketiga, tekanan berlanjut dalam hidup keseharian. Dalam satu waktu manusia akan sekaligus menghadapi ketiga kelompok sumber tekanan hidup dan kompleksitas interrelasi ketiganya. Yang harus digarisbawahi adalah tidak ada masalah kehidupan tunggal karena setiap masalah biasanya merupakan akumulasi dari berbagai masalah terdahulu yang berlanjut dan diawali keberadaan salah satu sumber yang berkembang dan mengimbas pada kedua kelompok sumber masalah yang lain.
Hal-hal yang bisa menyebabkan tekanan: pengalaman dan perubahan dalam kehidupan, orang, kehilangan kontrol, tidak punya harapan, rasa bersalah. Pandangan atau sikap mental yang baik dikembangkan: mengetahui siapa diri sendiri, menerima diri sendiri sebagaimana adanya, mengembangkan suatu sikap mengucap syukur, belajar menjadi puas dalam keadaan yang dialami.
Berikut beberapa tips menangani tekanan:
* mengembangkan sikap mental yang positif
* Selalu Bersyukur atas apa yang kita miliki
* komitmen pada nilai-milai dasar dan tetap berpegang padanya
* membuat tujuan yang jelas dan tepat
* menentukan rencana untuk mencapai tujuan
* meminta nasihat pada orang yang kompeten
* menghitung beban hidup dengan seksama dan memenuhinya
* Belajar mencatat selalu
* menetapkan prioritas
* meluangkan waktu untuk mengasihi dan berbagi
* refresing atau berhenti sejenak dari kepenatan Hidup sehari-hari
* selalu memiliki Harapan
* Mendekatkan diri pada Tuhan YME
Seseorang dihadapkan pada dua kelompok dalam menghadapi tekanan, yaitu
(1) mencari untuk kemudian berusaha memenuhi syarat tertentu sehingga tekanan hidup dapat diatasi, Seseorang yang merasa cukup kompeten mengatasi situasi tertekan akan berkembang pula caranya memberi respons khusus. Orang itu akan mencoba menilai situasi secara obyektif dan memilih solusi paling tepat di antara berbagai alternatif solusi yang terpikir.Setelah menentukan strategi, dia akan melakukan aksi tertentu dan selanjutnya menilai umpan balik. Apakah strategi/teknik solusi itu efektif atau gagal dalam penyelesaian masalah, perubahan sikap akan tetap terjadi.
(2) melindungi diri dari kemungkinan mengalami gangguan fungsi dan disorganisasi fungsi psikologis.
setiap orang memiliki cara individual mempertahankan keutuhan integritas fungsi kepribadiannya, terutama apabila menghadapi ancaman serius dari tekanan hidupnya.Cara mengatasi tekanan jenis itu disebut orientasi pertahanan diri. Responsnya lebih tertuju untuk mempertahankan diri dari kemungkinan luka hati atau gangguan keseimbangan mentalnya daripada menyelesaikan permasalahan.
Terkadang Tekanan hidup kita, yang secara psikologis, sebenarnya dapat pula berguna untuk merangsang munculnya potensi-potensi yang terpendam dalam diri seseorang, serta merangsang terjadinya proses kreativitas yang intensif. Hidup dalam situasi yang normal biasanya malah membuat orang jadi malas, kurang kreatif dan kurang produktif. Bukan situasi normal itu yang jadi masalah. Tapi manusia memang pada dasarnya membutuhkan stimulan yang kuat untuk bergerak. Dan tekanan hidup merupakan salah satu stimulan itu. apabila dalam konteks kecenderungan manusiawi kita tidak menyukai tekanan hidup, maka dalam konteks pengembangan jiwa, kita terkadang justru membutuhkan rangsangan tekanan hidup untuk meledakkan potensi-potensi kita yang terpendam. Walaupun kenyataannya tidak semua orang bisa sukses melewati tekanan.
Kecemasan dan Tekanan kita saat ini bisa jadi merupakan kekuatan utama yang menggerakkan pada masa kebangkitan diri. Inilah mata air yang memberikan energi untuk bergerak dan bergerak, melangkah tertatih-tatih sembari jatuh dan bangun, meraba dalam ketidakpastian. Namun bagaimanapun jua kita bergerak walau dalam tekanan. Kita semua dirundung kecemasan dan tekanan karena jarak yang jauh antara idealisme dan realitas, antara harapan dan kenyataan. Kita merasakan jarak yang jauh tersebut, menjadi cemas dan menggerakkan badan kita. Boleh jadi,ada mereka yang tidak merasakannya, maka bisa jadi mereka tidak cemas dan tidak bergerak. Semoga kita dijauhkan dari hal ini. Itulah masalahnya. Senjang antara penderitaan dan perasaan tentang penderitaan itu, dan sebuah tekanan yang berakhir pada sebuah kesempatan atau sebuah kehancuran.
Tekanan-tekanan itu begitu menghimpit kehidupan kita, yang membuat di antara kita yang merasa tak bebas lagi melangkah dalam menjadikan diri ini sebagaimana seharusnya menjadi. Langkah-langkah yang sebelumnya gagah, menjadi tertahan seakan-akan tidak ada lagi jalan dan cara lain untuk menuju pencapaian-pencapaian yang lebih baik di masa depan. Jika kita ikhlas dalam menjalani dan menerima semua yang terjadi dalam kehidupan ini,maka sebetulnya banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik untuk kita lebih berani berjalan.Mudah-mudahan tulisan ini dapat menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih berbahagia dalam kedamaian yang penuh kesyukuran.Masalah atau tekanan hidup adalah bagian dan kehidupan di dunia dan tidak seorangpun yang dapat mengelakkannya. Karena itu, marilah kita renungkan dan hadapi semua tekanan hidup untuk kehidupan yang lebih baik.
Salam Sukses dan Bahagia
Depok, 12 April 2009
Erwin Arianto
Posted by
10:45 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar