Pada untuk yang pertama mata ini terbuka
Darinya lesung hijau dedaunan
Mengatup diawang-awang.
Bukan waktu ataupun ruang
Yang mengizinkan mata ini berpeluk tatap
Namun kemarau panjang
Yang menjadikan diri ini haus tak bertuan.
Kendati mimpi
Sebagian dariku hanyut pergi dimalam gerimis itu
Dan kau biarkan saja senyummu menggantung
Dilangit-langit pintu.
Ada jerit terkapar diwajah malam
Ada selaksa rintik menengadah kubah lemangit tua
Tanpa lilin tanpa celah di sayap malam.
Rabusyahbana
Posted by
8:09 PM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar