By: M. Agus Syafii Ikatan keluarga juga penting sebagai perekat kesetiaan, tetapi tabiat manusia dalam ikatan kekeluargaan bersifat angin-anginan. Pameo orang Jawa berbunyi; famili itu jika berada di tempat yang jauh baunya wangi, tetapi jika berdekatan, apalagi serumah mudah berubah menjadi bau busuk. Konflik antar keluarga sering lebih sulit didamaikan dibanding konflik antar bukan keluarga. Rumah tangga yang kesetiaannya hanya diikat oleh faktor harta benda, tunggulah kehancuran, karena tabiat harta memang curang. Ia hanya mau menemani dalam keadaan suka, sementara dalam keadaan duka harta justru sering menjadi pemicu permusuhan. Pameo orang Jakarta ada yang berbunyi: ada uang, abangku sayang, tak ada uang, abang kutendang. Ada uang berarti abang saya, tidak ada uang abang payah. Perekat kesetiaan yang kekal abadi adalah ikatan amal saleh, ikatan kebaikan. Suami isteri yang diikat oleh nilai-nilai kesucian kebaikan biasanya tahan godaan, tahan banting, tahan ombak. Di kala suka mereka bersyukur, di kala duka mereka bersabar. Sepanjang zaman, zaman orde lama, orde baru, zaman reformasi dan zaman apa lagi nanti mereka tetap kuat, tabah dan indah dan bahkan kebahagiaan dan keindahan masih tetap terasa meski yang satu sudah mendahului berada di alam lain. Pasangan yang demikianlah yang akan dapat menjadi pasangan bukan hanya seumur hidup, tetapi pasangan dunia akhirat. Wassalam, M. Agus Syafii |
Posted by
12:33 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar