Oleh:. Marjohan
Guru SMAN 3 Batusangkar
Sekarang kuliah sudah menjadi kebutuhan banyak orang. Mereka pergi kuliah ke pulau jawa, universitas yang berlokasi di ibu kota Propinsi sampai kepada tempat kuliah di kota-kota kecil melalui Universitas, Sekolah Tinggi, Politeknik atau Akademi. Sukses kuliah itu ada di mana-mana dan cara untuk memperoleh kualitas kulitas tentu saja tergantung pada pribadi kita.
Namun karakter yang banyak terlihat adalah “kuliah orang kuliah kita- atau kuliah secara asal asalan. Sebahagian dari mereka pergi kuliah hanya sekedar datang, duduk, dengar dan diam saja di dalam kelas. Sementara itu di tempat kost kerja mereka hanya makan, minum, menghafal, menghayal, hura-hura, main game, sampai begadang tidak karuan. Padahal sang dosen di kampus mungkin pernah berkata “Anda sebagai seorang mahasiswa telah menjadi kaum intelektual dan berfungsi sebagai “agent of change” atau agen perubahan social”. Tapi kalau demikian gaya belajar dan gaya hidup mereka apakah pantas disebut sebagai agent of change ? O tentu saja belum pantas.
Namun tentang prilaku orang dalam belajar atau kuliah juga bermacam-macam. Tentu saja ada yang rajin kuliah. Semua waktu mereka curahkan untuk kegiatan akademik. Namun ada juga yang kutu buku hingga tidak punya kesempatan untuk bergaul. Mereka yang malas bergaul pada akhirnya akan memiliki karakter yang kaku , dingin, serta kurang peka terhadap orang lain. Kelak walau mereka bisa meraih prestasi tinggi dalam pekerjaan namun mereka akan menjadi orang yang kaku.
Sebagaimana yang telah kita nyatakan bahwa gaya belajar siswa dan mahasiswa sangat bervariasi. Misal, ada yang bergaya study oriented. Masa muda mereka dihabiskan hanya untuk berkutat dengan diktat dan buku-buku pelajaran, tujuannya agar bisa memperoleh nilai sempurna pada setiap mata pelajaran. Ada pula yang hanya senang berorganisasi, namun masa bodoh dengan urusan belajar. Ya ujung-ujungnya jadi gagal dalam bidang akademik.
Selanjutnya ada yang telah berkarakter produktif. Yaitu bagi mereka yang telah memiliki agenda hidup- punya banyak aktifitas, mulai dari membaca buku, kuliah/ bersekolah, berolahraga, beribadah sampai merencanakan agenda-agenda hidup lainnya. Namun juga ada yang bengong saja sehingga tidak tahu apa yang mau dikerjakan. Mereka hanya pandai menghabiskan waktu dalam box warnet- di depan komputer untuk bermain game atau kecanduan nonton TV selama ber jam-jam.
Memang terasa bahwa saat kita tidak punya aktivitas maka akan sulit bagi kita untuk memulai sebuah aktivitas yang bermanfaat, misalnya mengerjakan tugas sekolah, mencuci pakaian, atau membantu orang tua. Ada gejala penyakit yang sering melanda remaja (pelajar dan mahasiswa), yaitu banyak tidur, boros (buang buang uang terhadap hal yang tidak perlu), menganggap sepele terhadap tugas- tugas sekolah, kecanduan talk mania (gila ngobrol pake HP), gila main game, dan senang hura-hura. Namun kita harus berhati-hati, bahwa kebiasaan ini kalau selalu kita biasakan maka akan berubah menjadi karakter kita.
Gejala yang kita jelaskan tadi bisa menjadi indikasi bahwa seseorang sedang mengalami demotivasi (merosotnya motivasi seseorang). Dan sebetulnya ada beberapa tips untuk mengcounter (mencegah) gejala-gejala demotivasi tersebut:
1). Segera melakukan silaturahmi kepada sahabat dan orang orang yang memiliki
inspirasai dan motivasi hidup.
2) Kemudian, bacalah buku-buku untuk penambah semangat hidup atau motivasi.
3) Kalau ingin sukses, maka cobalah membuat agenda hidup- target kegiatan harian,
mingguan dan bulanan.
4) Juga perlu melakukan hijrah (andai lingkungan menjadi penyebab kemalasan kita),
karena lingkungan teman yang santai akan juga membuat kita santai.
Untuk itu kita perlu mencari teman yang smart dalam hidupnya. Kalau demikian, kita perlu mencari komunitas di mana berkumpulnya orang-orang yang punya semangat hidup, produktif dan suka berbagi pengalaman.
Sebenarnya hidup ini juga dipengaruhi oleh hukum sebab akibat. Hukum sebab akibat tidak hanya ada dalam pelajaran sains, tetapi juga ada dalam pribahasa: siapa yang menanam dia yang akan menuai (memetik). Cepat atau lambat maka setiap kebaikan yang kita lakukan akan membuahkan hasil. Kejelekan yang sering kita kerjakan juga akan kembali pada kita. Oleh sebab itu kita perlu banyak-banyak menanam kebaikan. Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya. Ya seperti pepatah dalam bahasa Arab yang berbunyi : man jadda wa jadda- barang siapa yang bersungguh-sunggu akan berhasil.
Dan semua kebiasaan atau karakter yang kita miliki, penyebabnya adalah kita sendiri. Siklus pembentukan karakter tersebut adalah sebagai berikut: Bermula dari pola berfikir, pikiran akan jadi perkataan, perkataan jadi perbuatan, perbuatan jadi kebiasaan, kebiasaan akan menjadi karakter, dan karakter menjadi budaya”.
Tentang kebarhasilan, bahwa kadang-kadang keberhasilan seseorang sangat ditentukan oleh faktor kesempatan. Sebagaimana kita ketahui bahwa itu kadang kala hanya datang sekali saja. Jadi kalau ada datang kesempatan, maka kita harus memanfaatkannya. Contohnya, ada orang yang sangat jenius, namun mendapatkan nasib yang tidak terlalu bagus. Salah satu faktor penyebabnya adalah tidak punya antusias dan usaha yang besar untuk mengambil kesempatan yang datang. Untuk itu kita harus mencari kesempatan dan peluang. Kita sendiri juga harus rajin mencari informasi.
Sekali lagi bahwa di negara kita banyak orang yang cerdas dan memiliki nilai akademik, namun mengapa menjadi pengangguran ? Penyebabnya adalah akbat gaya belayar yang hanya study oriented- pintarnya hanya belajar melulu. Idealnya mereka harus cerdas dalam belajar dan juga cerdas dalam kehidupan. Total learning bisa menjadi solusi bagi kita.
Total learning dapat kita lakukan dengan mengembangkan potensi atau kekuatan yang ada pada diri kita. Sebenarnya tulisan ini terinspirasi oleh training yang diberikan oleh buku Setia Furqon (2010) yang berjudul “Jangan kuliah kalau gak sukses”. Ia sendiri adalah seorang penulis dan motivator berusia muda. Ia mengatakan bahwa untuk sukses dalam belajar, maka kita memerlukan lima fondasi dasar sebagai kekuatan kita, yaitu : kekuatan spiritual, kekuatan emosional, kekuatan financial, kekuatan intelektual dan kekuatan aksi. Istilah lima kekuatan tersebut dalam bahasa Inggris adalah “spiritual power, emotional power, financial power, intellectual power dan actional power”.
Spiritual power, bahwa kesuksesan sejati adalah saat kita merasa dekat dengan sumber kesuksesan itu sendiri, yaitu Allah- Sang Khalik. Untuk itu ada beberapa kiat yang dapat kita lakukan agar hidayah/ petunjuk bisa datang. Bahwa hidayah (petunjuk hidup) itu sendiri harus dijemput, bukan ditunggu. Kemudian kita harus mencari lingkungan yang kondusif, karena sangat sulit bagi kita untuk keluar dari lingkaran kemalasan jika lingkungan itu sendiri mendorong kita untuk jadi pemalas. Untuk mengatasinya, maka kita bisa hijrah atau pindah kost ke tempat yang mendukung. Kalau sulit untuk pindah kost, maka kita bisa melakukan hijrah melalui perobahan sikap dan fikiran.
Untuk memperoleh hidayah, kita bisa menemukan guru-guru dalam kehidupan. Guru tersebut adalah orang-orang yang akan memberi kita inspirasi agar bisa bangkit setelah kita terjatuh. Sang inspirator kita tidak harus jago dalam ngomong, orang tersebut bisa jadi sedikit bicara, namun karya dan prilakunya membuat kita termotivasi.
Emotional power juga dapat kita sebut dengan istilah kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan ini juga sebagai penentu kesuksesan seseorang. Di dunia ini ada banyak orang-orang cerdas atau jenius dengan IQ di atas rata-rata namun pekerjaanya selalu pada level bawah. Itu terjadi karena kepribadiannya yang kurang disukai atau sulit bersosialisasi. Kecerdasan emosional bisa berkembang, karena ia merupakan akumulasi dari karakter individu, dan dukungan dari faktor lingkungan. Sikap atau karakter sangat penting dalam membentuk kecerdasan emosi seseorang. Apakah ia berkarakter ramah, gigih dan ulet- adalah contoh dari bentuk emosional power.
Karakter adalah ibarat sebuah perjalanan yang panjang. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa karakter adalah akumulasi dari bentuk fikiran, ide yang kita ekspresikan lewat ucapan dan tindakan, kemudian dipoles dengan suasana emosi. Orang lainlah yang akan melihat kualitas emosional kita tadi- apakah disana ada unsur “ jujur, peduli, ikhlas, disiplin, dan berani”, atau malah yang terlihat banyak unsur “suka berkhianat, angkuh, boros, cepat bosan dan malas”.
Emosi itu sendiri dapat dilatih. Beberapa cara untuk melatihnya adalah seperti : tersenyum dengan tulus, bila berjumpa teman ya jabat tangannya dengan penuh antusias. Kalau ngobrol mari kita biasakan untuk mendengar orang terlebih dahulu. Kita perlu ingat bahwa tidak bijak untuk membuat orang tersinggung. Kalau kita sedang ngobrol maka kita usahakan untuk menatap mata lawan bicara sebagai tanda bahwa kita sedang serius dan ia juga akan merasa dihargai. Kita juga harus ingat dan tahu dengan nama lawan bicara kita.
Financial power berarti kekuatan dalam hal keuangan. Bahwa kita harus memiliki kekuatan keuangan agar bisa sukses dalam studi. Namun banyak orang menganggap bahwa uang bukanlah hal yang utama- mereka takut dikatakan sebagai orang yang matre (mata duitan). Paling kurang ada dua karakter orang berdasarkan pendekatan ekonomi atau keauangan. Ada orang bermental miskin dan orang bermental kaya.
Karakter orang bermental miskin adalah mereka yang menginginkan hasil sesuatu yang serba instan, lebih banyak membeli barang yang konsumtif, tidak mau berubah, dan senang mengandalkan bantuan orang lain. Mereka juga berkarakter suka menerima,dan kalau belajar hanya untuk mengejar nilai yang bagus. Sementara itu orang yang bermental kaya adalah mereka yang karakter terbiasa menyukai proses. Dalam shopping ya lebih suka membeli barang yang produktif. Selanjutnya ia (mereka) bersifat kreatif, mandiri, senang memberi, dan dalam belajar/ kuliah bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Kemudian lain yang harus kita miliki adalah “intelektual power”. Bahwa otak kita sedikit banyak juga harus memahami tentang keberadaan otak. Otak kita membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar ia bisa beroperasi secara optimal. Maka kita perlu untuk bisa memperoleh tidur yang nyenyak, karena sangat berguna untuk kesehatan otak. Salah satu fungsi otak adalah membantu kita dalam memahami apa yang kita amati dan yang kita tiru.
Dikatakan bahwa orang Jepang menjadi cerdas karena punya kebiasaan mengamati, meniru dan memodifikasi. Bangsa Jepang bukanlah bangsa yang menemukan kendaraan roda dua dan roda empat. Namun mereka adalah bangsa yang gigih dalam meniru dan memodifikasi penemuan bangsa lain. Budaya senang meniru dan senang memodifikasi tersebut telah membuat Jepang sebagai negara produsen mobil terbesar di dunia. Negara Jepang pada mulanya mengamati dan meniru serta memodifikasi mobil Ford buatan Amerika dan mobil buatan negara lainnya. Jepang memodifikasinya hingga bisa menjadi mobil yang cantik, seksi dan hemat bahan bakar.
Jadi dapat dikatakan bahwa sekarang kita perlu menjadi cerdas, cerdas dalam belajar dan juga cerdas dalam hidup. Untuk bisa cerdas atau berhasil dalam hidup ini maka kita memiliki dan memperdayakan lima kekuatan yaitu action power, financial power, spiritual power, intellectual power, dan emotional power. Dengan demikian pelajar dan mahasiswa yang bakal sukses itu adalah mereka yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosi, kecerdasan dalam bersikap/ aksi dan memiliki dukungan keuangan- biar pas-pasan namun bisa menunjang studi. (Note- Setia Furqon Khalid (2010). Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya).
Posted by
7:44 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar