Kehidupan rumah tangga bagaikan bahtera yang mengarungi samudra yang luas. Terkadang badai dan ombak menghempas bahtera rumah tangga yang membuat bahtera itu menjadi retak. Itulah yang terjadi pada seorang Ibu. Sosoknya sederhana. Tahapan hidupnya penuh guncangan. Bahtera keluarganya terhempas badai dan gelombang ditengah samudra kehidupan. Dirinya harus berpisah dengan suami yang sangat dicintainya. Pengorbanan cintanya begitu luar biasa. Rumah tangga yang dijalin selama sepuluh tahun harus kandas. Dirasakan sebagai pukulan telak. Bersamaan dengan itu jiwanya menginginkan rasa aman dan kesejukan. Dibutuhkan pelabuhan untuk menyandarkan keletihan dan kepiluan jiwa. Ibunya yang dicintainya berpulang ke Rahmatullah. Dia tidak tahu harus apa yang dilakukannya. "Saya yakin ini adalah wujud kasih sayang Allah kepada saya." tuturnya lirih. Airmata berlinang. Wajahnya tertutupi oleh jilbabnya yang panjang. Angin berhembus menyegarkan seolah membuka pikiran. Terdengar suara anak-anak Amalia melantunkan ayat suci al-Quran mengalirkan perasaan sejuk. Kenangan bersama anak-anak dan suaminya hadir kembali dipelupuk matanya. Disaat dirinya membantu anak-anaknya belajar membaca al-Quran dan belajar sholat terasa indahnya. Sementara kini anak-anak semuanya ikut suaminya, hanya yang bungsu ikut bersamanya. Sore itu dirinya meneduhkan hatinya di Rumah Amalia. Sore itu berlalu begitu cepat. Alhamdulillah, Seminggu kemudian, Allah telah mempertemukan kembali keluarga itu. Suami dan anak-anak menemui dirinya. Berkumpul dalam kebahagiaan keluarga, bersama suami dan anak-anaknya. Dirinya meminta maaf kepada suami dan anak-anaknya. Malah disambut dengan derai air mata. "Abi yang salah terhadap Umi, Abi yang semesti meminta maaf kepada Umi, " tutur suami yang sangat dikasihinya. Malah anak-anaknya yang menyemangati Abi dan Uminya agar hidup rukun kembali. Rasa syukur mereka sebagai orangtua kepada Allah karena menyatukan dan memberikan semangat agar bersatu justru anak-anaknya. Anak-anak yang sholeh yang berharap kedua orang tua untuk tidak berpisah. Subhanallah.. Wassalam,M. Agus Syafii--
Home
»
Allah
»
Anak
»
Astronomical unit
»
Choi (Korean name)
»
Dan
»
Duduk
»
Kata
»
Muhamad Agus Syafii
»
Oppas
»
Spiritual
»
Anak Yang Sholeh Selamatkan Bahtera Rumah Tangga
Anak Yang Sholeh Selamatkan Bahtera Rumah Tangga
Anak Yang Sholeh Selamatkan Bahtera Rumah Tangga
Kehidupan rumah tangga bagaikan bahtera yang mengarungi samudra yang luas. Terkadang badai dan ombak menghempas bahtera rumah tangga yang membuat bahtera itu menjadi retak. Itulah yang terjadi pada seorang Ibu. Sosoknya sederhana. Tahapan hidupnya penuh guncangan. Bahtera keluarganya terhempas badai dan gelombang ditengah samudra kehidupan. Dirinya harus berpisah dengan suami yang sangat dicintainya. Pengorbanan cintanya begitu luar biasa. Rumah tangga yang dijalin selama sepuluh tahun harus kandas. Dirasakan sebagai pukulan telak. Bersamaan dengan itu jiwanya menginginkan rasa aman dan kesejukan. Dibutuhkan pelabuhan untuk menyandarkan keletihan dan kepiluan jiwa. Ibunya yang dicintainya berpulang ke Rahmatullah. Dia tidak tahu harus apa yang dilakukannya. "Saya yakin ini adalah wujud kasih sayang Allah kepada saya." tuturnya lirih. Airmata berlinang. Wajahnya tertutupi oleh jilbabnya yang panjang. Angin berhembus menyegarkan seolah membuka pikiran. Terdengar suara anak-anak Amalia melantunkan ayat suci al-Quran mengalirkan perasaan sejuk. Kenangan bersama anak-anak dan suaminya hadir kembali dipelupuk matanya. Disaat dirinya membantu anak-anaknya belajar membaca al-Quran dan belajar sholat terasa indahnya. Sementara kini anak-anak semuanya ikut suaminya, hanya yang bungsu ikut bersamanya. Sore itu dirinya meneduhkan hatinya di Rumah Amalia. Sore itu berlalu begitu cepat. Alhamdulillah, Seminggu kemudian, Allah telah mempertemukan kembali keluarga itu. Suami dan anak-anak menemui dirinya. Berkumpul dalam kebahagiaan keluarga, bersama suami dan anak-anaknya. Dirinya meminta maaf kepada suami dan anak-anaknya. Malah disambut dengan derai air mata. "Abi yang salah terhadap Umi, Abi yang semesti meminta maaf kepada Umi, " tutur suami yang sangat dikasihinya. Malah anak-anaknya yang menyemangati Abi dan Uminya agar hidup rukun kembali. Rasa syukur mereka sebagai orangtua kepada Allah karena menyatukan dan memberikan semangat agar bersatu justru anak-anaknya. Anak-anak yang sholeh yang berharap kedua orang tua untuk tidak berpisah. Subhanallah.. Wassalam,M. Agus Syafii--
Posted by
Health Care
, Published at
9:15 PM
and have
0
comments
Tidak ada komentar :
Posting Komentar