By: M. Agus Syafii
Pernah ada yang bertanya pada saya kenapa bila dirinya cemas bisa sampai berkeringat dingin seluruh tubuhnya, "Saya kayak mau mati Mas." Dalam penjelasannya, berawal dari ke dokter dan dokter itu mengatakan bahwa ia menderita hipertensi, sejak itu ia merasakan bibirnya pecah-pecah, kering dan dada seperti sesak, kondisi itu terjadi bila ia sedang berada dalam keramaian, segera minum air, setelah itu merasa lega, gangguan itu menghilang namun gangguan itu bisa muncul kapan saja bahkan sekarang terbilang sering sampai ia takut untuk beraktifitas, takut kehabisan air, takut mati dijalan. Itulah gambaran gejala kecemasan dan kepanikan yang makin banyak diderita oleh masyarakat dengan intensitas kerja yang begitu tinggi. Gangguan cemas berat yang berulang, tidak terbatas pada situasi atau rangkaian peristiwa tertentu, karena datangnya tanpa kita duga sebelumnya. Gejala kecemasan atau ketakutan terhadap sesuatu akan terjadi, takut kehilangan pekerjaan, takut ditinggal oleh pasangan, takut dicopot dari jabatan menyebabkan timbulnya somatik seperti berdebar-debar, nyeri hati, badan sakit. Gejala yang lainnya seperti napas memendek, lemah, leher terasa tercekik, kepala pusing, berkeringat, tubuh bergetar, perasaan mual, gangguan pada perut, terhuyung-huyung, mau pingsan. Hal itu terjadi hanya selama beberapa menit, terkadang bisa juga lama. Siapapun yang mengalami serangan kecemasan dihinggapi ketakutan, terburu-buru meninggalkan tempat tertentu seperti kerumunan orang banyak, di dalam bus atau pasar bahkan kalo yang sudah berat bisa langsung pingsan.
Pertanyaannya lantas bagaimana kita agar terbebas dari kecemasan seperti itu? Pertama, bila dimungkinkan hindarilah minum obat penenang. obat hanya menghilangkan gejalanya, tidak menyembuhkan. kesembuhan datang dari cara kita mendekatkan diri kepada Allah. Itulah sebabnya dzikir adalah obat yang paling ampuh mengatasi kecemasan dalam hidup kita. Kedua, Dzikir sebagai media bersyukur. Bersyukurlah disetiap perubahan hidup kita, perubahan yang membuat kita senang atau bersedih, bahagia atau menderita harus kita syukuri. Ketiga, berdizikir sebagai bentuk kepasrahan kepada Allah. Apapun yang terjadi serahkan semua itu kepada Allah maka sikap berserah diri kepada Allah membuat hati kita menjadi tenang dan menghilangkan kecemasan. Sebagaimana Firman Allah, "Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. ar-Raad : 28).
Wassalam,
M. Agus Syafii
Posted by
4:13 PM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar