By: M. Agus Syafii
Ada seorang ibu
di Rumah Amalia bertutur ketika dirinya masih kecil memiliki ayah ibu
yang sangat menyayangi dirinya. Ayahnya bekerja sebagai seorang guru
sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang gemar mengurus
anak-anaknya dan suka menjahit atau ketrampilan. Ibunya suka berpesan
sebagai anak perempuan harus bisa terampil mengurus rumah. Sampai satu
hari sang ibu mengajarkan membuat sapu tangan dengan diberi nama
ditengah sapu tangan itu, "Ibu, untuk apa sapu tangan itu diberi nama?"
tanyanya. sang Ibu menjawab, "Agar nanti tidak tertukar dengan sapu
tangan temanmu nak.." Seharian ia membuat sapu tangan, betapa bahagianya
melihat sapu tangan dengan nama tengahnya. Bahkan sapu tangan itu
dibawa tidur olehnya.
Sore hari ayahnya pulang mengajar karena
sayangnya pada ayah, melihat ayahnya
berkeringat sapu tangan itu diberikan untuk ayah. "Ini sapu tangan
untuk ayah, aku membuatnya tadi sama ibu." Ayahnya tersenyum dan
dipeluknya ia dengan air mata yang menetes dipipinya. Sampai beliau
sebagai seorang anak mengerti arti mengapa ayahnya memeluk dan menangis
30 tahun kemudian setelah sang ayah telah tiada, menemukan sapu tangan
itu tersimpan rapi ditempat khusus dimeja ayah, ayahnya menyimpan sapu tangan itu dengan baik bukti sayang ayahnya pada dirinya sampai akhir
hayat.
Sahabatku, tindakan yang kecil tetapi penuh kasih sayang
seringkali jauh lebih berharga daripada yang kita perkirakan. Maka
itulah Rasulullah mengingatkan kita “Kasihilah makhluk di bumi, nanti
engkau dikasihi yang di langit.” (HR. Thabrani). Jangan pernah menunda
tindakan kasih sayang dalam sekecil apapun, percayalah setiap tindakan
yang kita lakukan penuh kasih sayang, Allah memberikan keberkahan untuk
kita, kebaikan dan kebahagiaan yang berlimpah untuk
hidup kita.
Wassalam,
M. Agus Syafii
Posted by
6:59 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar