Dampak kecanduan gadget elektronik seperti smartphone, tablet atau
komputer pada anak bisa sangat fatal. Anak kehilangan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain yang bisa berlanjut hingga dewasa.
dr Kristiana Siste, SpKJ, pakar kejiwaan anak dan remaja, mengatakan kecanduan gadget bisa bermulai dari bayi. Anak bisa kecanduan gadget jika ayah atau ibu memberikan stimulasi pada anak dengan memberikan tab untuk bermain games atau video.
"Padahal anak yang berusia di bawah satu tahun itu sangat butuh sosok yang dipercaya. Ketika diberi gadget, akhirnya anak kehilangan kepercayaan kepada orang tua dan lebih memilih untuk percaya pada gadget atau benda mati," tutur dr Kristiana, dalam parenting class di RSU Bunda Jakarta, Jl Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).
Ketika anak kehilangan kepercayaan pada orang tua dan lebih percaya pada gadget, anak akan lebih rentan mengalami gangguan emosi seperti cuek dan tantrum. Yang pada akhirnya hanya bisa ditangani dengan memberikan gadget pada anak.
Dijelaskan dr Kristiana, jika hal ini berlanjut hingga usia sekolah, anak kemungkinan besar akan menjadi pemalu, sulit bergaul dan berkepribadian tertutup. Hal ini muncul akibat rasa tidak percaya anak kepada orang tua yang hilang, dan akhirnya merambat kepada tidak memercayai orang lain.
"Ketika sekolah sudah agak besar, sudah SMP atau SMA, ini bisa berkembang jadi rendah diri. Karena dia merasa bersalah, 'kok saya sulit bergaul', 'kenapa saya tidak memiliki teman' yang membuat dia jadi inferior," ungkap dokter yang juga aktif di Divisi Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Kepribadian yang rendah diri atau inferior membuat anak hanya menjadi pengikut atau follower saja. Anak akhirnya tidak bisa berkreasi untuk dirinya sendiri dan bisa berujung pada kehilangan identitas.
Ketika dewasa, kehilangan identitas membuat seseorang lebih mudah mengalami depresi, yang berujung pada keputusasaan. "Karena putus asa, sulit berkomunikasi, nanti akhirnya susah dapat jodoh, atau ketika sudah menikah akhirnya perkawinannya gagal," tandasnya lagi.
Karena efek yang sedemikian berat, dr Kristiana menegaskan bahwa kecanduan gadget pada anak harus dicegah. Caranya dengan mengajak anak bermain ke luar rumah secara aktif dan berikan peraturan atau kontrak khusus jika anak ingin menggunakan gadget.
sumber : health.detik.com
dr Kristiana Siste, SpKJ, pakar kejiwaan anak dan remaja, mengatakan kecanduan gadget bisa bermulai dari bayi. Anak bisa kecanduan gadget jika ayah atau ibu memberikan stimulasi pada anak dengan memberikan tab untuk bermain games atau video.
"Padahal anak yang berusia di bawah satu tahun itu sangat butuh sosok yang dipercaya. Ketika diberi gadget, akhirnya anak kehilangan kepercayaan kepada orang tua dan lebih memilih untuk percaya pada gadget atau benda mati," tutur dr Kristiana, dalam parenting class di RSU Bunda Jakarta, Jl Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).
Ketika anak kehilangan kepercayaan pada orang tua dan lebih percaya pada gadget, anak akan lebih rentan mengalami gangguan emosi seperti cuek dan tantrum. Yang pada akhirnya hanya bisa ditangani dengan memberikan gadget pada anak.
Dijelaskan dr Kristiana, jika hal ini berlanjut hingga usia sekolah, anak kemungkinan besar akan menjadi pemalu, sulit bergaul dan berkepribadian tertutup. Hal ini muncul akibat rasa tidak percaya anak kepada orang tua yang hilang, dan akhirnya merambat kepada tidak memercayai orang lain.
"Ketika sekolah sudah agak besar, sudah SMP atau SMA, ini bisa berkembang jadi rendah diri. Karena dia merasa bersalah, 'kok saya sulit bergaul', 'kenapa saya tidak memiliki teman' yang membuat dia jadi inferior," ungkap dokter yang juga aktif di Divisi Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Kepribadian yang rendah diri atau inferior membuat anak hanya menjadi pengikut atau follower saja. Anak akhirnya tidak bisa berkreasi untuk dirinya sendiri dan bisa berujung pada kehilangan identitas.
Ketika dewasa, kehilangan identitas membuat seseorang lebih mudah mengalami depresi, yang berujung pada keputusasaan. "Karena putus asa, sulit berkomunikasi, nanti akhirnya susah dapat jodoh, atau ketika sudah menikah akhirnya perkawinannya gagal," tandasnya lagi.
Karena efek yang sedemikian berat, dr Kristiana menegaskan bahwa kecanduan gadget pada anak harus dicegah. Caranya dengan mengajak anak bermain ke luar rumah secara aktif dan berikan peraturan atau kontrak khusus jika anak ingin menggunakan gadget.
sumber : health.detik.com
Posted by
8:55 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar