Oleh: Agung Candra Setiawan
Peka mengenali perasaan anak
Dikutip dari belajarpsikologi.com. "Seorang anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu, tapi seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya. Hal ini biasanya membuat ia kesal dan menuntunnya ke arah frustasi yang diungkapkan dengan marah-marah."Oleh karena itu, mulailah dengan memahami perasaan dan kebiasaan si anak. Kenalilah kesukaan dia akan sesuatu, memahami apa yang ingin atau tidak ingin dia lakukan, jadwal jam tidurnya, dan sebagainya. Ketika orang tua berusaha mengenalkan sesuatu hal yang baru kepada anak-anaknya, hindarilah dengan cara memaksa, tawarkanlah mereka untuk memilih atau lakukanlah dengan cara perlahan sebagai bentuk pembiasaan, sehingga bila anak sudah terbiasa dan menyukainya, maka dia tidak perlu lagi kita paksa untuk melakukannya.Komunikasi yang baik
Kadang sering terjadi komunikasi yang tidak terjalin dengan baik antara orang tua dan anak, sehingga ketika anak ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tuanya ia mengalami kesulitan dan bentuk kekesalan hatinya atau ungkapan protes kepada orang tuanya dia tunjukkan dengan cara marah, ngambek, merusak sesuatu, dan lain-lain. Bangunlah komunikasi yang hangat dengan anak-anak kita, jangan membuat jarak dengan mereka, anggaplah anak-anak sebagai sahabat kita begitu pula sebaliknya. Yakinlah, ketika komunikasi dengan anak sudah bisa terjalin dengan baik, maka anak-anak bisa mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan aspirasinya.Memeluknya
Kadang kemarahan seorang anak bisa diakibatkan oleh hal yang sangat sepele, seperti kurangnya kasih sayang atau perhatian dari orang tuanya. Ketika anak tumbuh semakin besar atau karena kesibukan kerja yang semakin padat, kedekatan secara fisik dengan orang tuanya bisa berangsur-angsur berkurang, dalam hal ini anak bisa merasa tidak disayangi lagi oleh orang tuanya. Pelukan serta belaian kasih sayang dari orang tuanya sangat mereka harapkan. Oleh karena itu, biasakanlah memeluk mereka atau menciumnya dengan tulus ketika akan berangkat bekerja atau ketika mereka sakit. Cara ini terbukti ampuh untuk menenangkan perasaan mereka.Memberikan larangan yang logis
Anak-anak umumnya belum memiliki keberanian untuk berdebat dengan orang tuanya, bahkan ketika mereka ingin sekali melakukan sesuatu namun orang tua melarangnya. Kata-kata jangan, tidak, tidak boleh dan sebagainya sering kali membuat anak merasa tidak dipercayai atau dibatasi ruang geraknya. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita wajib memberikan alasan yang logis kepada anak kita mengapa kita melarangnya melakukan sesuatu. Bila itu menyangkut hal yang dapat membahayakan dirinya, maka kita wajib menjelaskan resiko-resiko yang dapat terjadi bila dia memaksa untuk melakukannya.Memberikan teladan
Orang tua perlu memberikan teladan kepada anak-anaknya bagaimana cara yang benar mengatasi emosi. Orang tua yang dalam kesehariannya sering marah-marah atau tidak memiliki kemampuan untuk menahan emosi, maka anak-anak mereka dapat terpengaruh oleh kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, bila kita menginginkan anak-anak kita dapat mengendalikan emosi mereka, maka kita harus berusaha menahan diri ketika akan marah atau kita bisa meluapkan kemarahan kita tidak di hadapan anak secara langsung.Tidak gugup dan tetap tenang
Ketika anak kita marah di tempat umum, sebagai orang tua kita tidak boleh gugup dan harus tetap tenang, jangan balik memarahi anak-anak kita secara langsung atau bahkan memukulnya di hadapan orang banyak. Cara mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan menggendongnya lalu membawanya ke tempat yang lebih sepi sehingga dapat meredakan emosinya yang sesaat.
sumber:keluarga.com
Posted by
10:58 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar