Bunga Kehidupan sebuah blog membahas tentang pernik pernik kehidupan yang terfokus pada masalah pendidikan (The life flower one blog discussed about something that was interesting to the world of education)

"Jodoh Ku Dimana?"

"Jodoh Ku Dimana?"

Mungkin bagi orang seusia kita, (20 tahun keatas) terutama buat yang lagi jomblo atau sedang membina hubungan kasih dengan seseorang, pertanyaan yang tercantum di judul itu menjadi salah satu pertanyaan besar dalam hidup. Tentunya hal ini tidak berlaku bagi orang yang berniat membaktikan diri bagi kehidupan selibat.
Hal yang akan saya tekankan di sini adalah bahwa hal ini adalah hal yang real (fakta) bukan yang ideal (yang harusnya terjadi). Dalam istilah filsafatnya adalah hal yang das sein bukan yang das sollen.
Pandangan pertama, adalah jodoh ditentukan dari pergaulan kamu. Nah jelas orang yang punya pandangan seperti ini tindak-tanduknya ia akan banyak bergaul dengan orang-orang yang senang musik, jika ia ingin jodohnya berasal dari orang yang bisa bermusik. Seseorang akan bergaul dengan para artis sinetron yang cantik-cantik jika ia ingin mendapatkan jodoh dari salah satu artis cantik itu. Atau seseorang akan banyak bergaul dengan orang kaya jika ia ingin jodohnya datang dari kalangan orang kaya. Kebaikan dari pandangan ini adalah terbukanya kesempatan bagi orang-orang dengan tingkatan sosial yang berbeda saling berjodoh, terbukanya kesempatan bagi orang-orang yang ingin memperbaiki keturunan. Kejelekannya adalah jelas bahwa cinta bukan menjadi satu-satunya alasan bagi mahligai pernikahan, ia sangat fanatik bergaul dengan kelompok tertentu dan benar-benar menolak untuk bergaul dari kelompok tertentu. Namun ada alasan-alasan lain, misalnya alasan ekonomis, alasan geneologis, dan alasan lain. Jadi manusia bukan menjadi alasan atau tujuan utama, manusia hanya menjadi salah satu obyek bagi terpenuhinya kepentingan atau agenda seseorang.
Pandangan kedua, adalah jodoh ditentukan dari status atau tingkat sosial kamu. Orang dengan pandangan ini jarang sekali bermimpi untuk bisa berjodoh dengan orang yang tingkat sosialnya berbeda dari dirinya. Ia tetap akan bergaul dengan siapa saja, namun tetap memagari diri dengan pandangan “jodohnya dari kelas sosial yang sama” (ingat ajaran yang sama mengenal yang sama dari Empedokles). Kebaikannya pandangan ini, bisa jadi rasa cinta menjadi faktor terbesar dalam menjalankan pernikahan, jadi manusia tetap menjadi tujuan dari dilaksanakannya pernikahan. Kejelekkannya adalah makin terbukannya jurang pemisah antar kelas sosial, makin tersingkirnya orang lemah dalam persaingan. Tentunya hal ini dengan beberapa pengecualian misalnya daya juang orang dengan status sosial rendah menghadapi persaingan dengan orang dengan status sosial tinggi, dan lain sebagainya.
Pandangan ketiga, adalah jodoh ditentukan oleh Tuhan semata. Ini adalah pandangan yang paling sulit dijelaskan. Alasannya pertama hal ini sangat bersifat subyektif jadi tidak bisa diperdebatkan. Orang dengan sikap ini biasanya bersikap lebih santai dalam menentukan jodohnya. Namun kejelekkannya adalah bahaya karena saking terlalu santainya ia tak menyadari bahwa usia tak bisa dikompromi, dan terus beranjak tua, dengan demikian ada bahaya lain yang mengikuti yaitu kesehatan fisik dan daya tarik ragawi yang mulai memudar. Kejelekkan lainnya adalah bahwa tak ada ketegasan dalam dirinya dalam menentukan jodohnya, semua tergantung Tuhan, masalahnya dari mana kita tahu kalau itu jodoh dari Tuhan. Kebaikannya orang dalam pemikiran ini selalu menerima seperti apapun jodohnya, jelek, rupawan, kaya, miskin, pokoknya terima saja, yang penting aku dan dia sama-sama cinta. Kebaikkan lainnya adalah segala kesempatan terbuka baginya, hal ini muncul juga karena keterbukaan dirinya akan segala kemungkinan.
Pandangan keempat... silakan isi dengan pandangan kamu jika kamu punya pandangan lain. Silakan berbagi dengan mereply artikel ini ke saya.
SARAN, MASUKKAN, KRITIK, DAN KOMENTAR SILAKAN TUJUKAN KE SAYA. SELURUH ISI ARTIKEL INI ADALAH MENJADI TANGGUNGJAWAB SAYA, DENGAN BERDASAR OBROLAN DENGAN TEMAN-TEMAN SAYA. TRIMA KASIH TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA. EMANUEL-ATMOJO. 8-01-08 (WISMA YOHANES PAULUS II)


Posted by Health Care , Published at 9:42 AM and have 1 comments

1 komentar :

Anonim mengatakan...

wah sebuah pemikiran yang cukup logis,saya setuju dengan pandangan anda.