Pada zaman dahulu kala, di sebuah panti asuhan, hiduplah seorang anak yatim piatu bernama Ami. Dia sangat baik hati dan mencintai lingkungan, tetapi sayang, wajahnya buruk. Akibatnya, dia sering diejek oleh teman temannya. Ami sering dibela oleh sahabatnya, Bela. Bela sangat baik hati dan tidak sombong meskipun wajahnya cantik.
Pada suatu siang, saat Ami dan Bela sedang menikmati makan siang mereka, tanpa sengaja mereka mendengar percakapan beberapa teman mereka.
“Hei, aku punya berita baru nih!”
“Berita apa?” “Kau tahu tidak, taman di depan panti asuhan ini akan dijadikan tempat parkir, karena tanaman di taman ini semuanya layu.”
“Yang benar?”
“Iya, aku dengar sendiri dari Ibu Rosi, pemimpin panti asuhan ini.”
Mendengar berita ini, Ami langsung tertunduk sedih. Taman itu adalah tempat kesukaannya waktu dia sedang sedih. Dia terus memandangi taman itu.
“Oh tamanku, aku sedih sekali jika kau dijadikan tempat parkir. Aku akan mencari cara untuk merubah pikiran Ibu Rosi. Andai saja aku tahu caranya...” , gumam Ami.
Tiba- tiba, ami tersentak dari lamunannya.
“Ah, aku tahu! Jika aku memperbaiki taman ini, mungkin Ibu Rosi akan berubah pikiran.” Lalu Ami mengajak Bela untuk memperbaiki taman tersebut.
“Wah, tentu saja aku mau! Sebenarnya aku juga sedih kalau taman itu dijadikan tempat parkir.”
Ami dan Bela memperbaiki taman tersebut. Mereka menyiram tanaman, memberi pupuk, dan menanam bunga-bunga yang baru. Mereka merawat taman tersebut dengan penuh kasih sayang. Pada suatu sore, saat Ami dan Bela memperbaiki taman tersebut Roni, seorang tukang kebun lewat lalu melihat Ami dan Bela yang sedang memperbaiki taman. Karena kasihan, Roni membantu Ami dan Bela memperbaiki taman tersebut. Akhirnya, berkat kerja sama yang baik, Ami, Bela dan Roni, mereka berhasil memperbaiki taman. Mereka merasa sangat senang karena sekarang Ibu Rosi sudah berubah pikiran karena taman tersebut telah menjadi taman yang indah.
Pada waktu malam tiba, saat mereka sudah tidur tanpa mereka sadari bunga-bunga di taman berbicara satu sama lain.
”Wah, aku senang sekali, karena kita tidak jadi diratakan dengan tanah!”,kata bunga mawar.
“Iya, aku juga.”, sahut bunga lili.
“Aku ingin membalas budi kepada Ami, Bela, dan Roni, karena ini semua terjadi berkat mereka.”
”Aku dengar besok akan ada seorang dermawan yang berkunjung ke sini. Kita bisa membuatnya mengadopsi Ami dan Bela, juga menjadikan Roni sebagai tukang kebun pribadinya.”, kata bunga bakung.
Keesokan harinya, seorang dermawan berkunjung ke panti asuhan. Dia melihat taman yang indah itu.
“Wah, indah sekali taman ini! Siapa yang merawatnya?” gumam si dermawan. Tiba-tiba, sekuntum bunga menjawabnya.”Ami, Bela, dan tukang kebun bernama Roni yang merawat kami. Adopsilah Ami dan Bela, karena mereka sangat baik hati, dan jadikanlah Roni sebagai tukang kebun pribadimu, meskipun dia miskin, tetapi dia sangat berbakat.”
Mendengar itu, Dermawan itu pun kagum kepada Ami, Bela,dan Roni lalu mengadopsi Ami dan Bela dan menjadikan Roni tukang kebun pribadinya dengan upah yang besar.
Akhirnya, Ami dan Bela hidup bahagia, karena mereka sudah mempunyai orang tua yang menyayangi mereka. Roni juga bahagia karena hidupnya tercukupi. Memang segala usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk tujuan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik.
Tamat
Posted by
1:52 PM
and have
1
comments
, Published at
1 komentar :
WAH,ceritax agak gak nyambung gitu,tapi aq senang krn akhir ceritax happy ending gitu ^_~ Mmmhh...kayakx enak jg yah jika tanaman tuh bs bicara jadi klo ada orang yg berbuat baik ama mrk,mrk berjuang krs!(?) untk membalas budix(andai manusia di dunia,seperti itu,arrggh ngelamun doang!)maaf klo komentarx terlalu pnjg:-(
>.< he3647x
Posting Komentar