Jumat, November 07, 2008

Ikan Penghasil emas

Oleh Felix/7a

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda bernama Joe. Joe adalah anak yang rajin tetapi tak ada yang menerima dia karena dia tidak menyelesaikan pendidikannya. Dia tinggal di sebuah rumah yang kumuh bersama ibunya yang sudah tua. Joe masih muda tetapi dia harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Suatu hari, ibunya sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit dan itu membutuhkan biaya yang besar. Joe pun memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk membiayai perawatan rumah sakit ibunya. Dia pergi melamar pekerjaan dari satu tempat ke tempat yang lain dan selalu ditolak. Akhirnya Joe pun memutuskan untuk menjadi penjual roti.
Pagi-pagi benar dia menjajakan dagangannya dari desa ke desa tapi tak ada yang membelinya. Hingga suatu hari, ada seorang kakek yang meminta-minta pada Joe.
”Nak, kasihani aku. Seharian ini aku belum makan,” kata kakek.
“Ini Kek. Semua untuk kakek karena seharian ini tak ada yang berminat pada roti yang saya jajakan,” kata Joe sambil memberikan semua rotinya.
“Baik sekali hatimu, Nak. Sebagai rasa terima kasihku, Kakek hanya bisa memberikan ikan peninggalan istri Kakek. Rawatlah baik-baik dan semoga bisa membuahkan hasil,” pesan kakek.
“Kakek tidak perlu repot-repot, saya ikhlas kok,” jawab Joe.
“Kakek juga ikhlas memberikan ikan ini kepadamu,” balas kakek.
Karena merasa kasihan pada kakek itu, Joe akhirnya menerima ikan itu dan membawanya pulang.
Sesampainya di rumah, Joe membuat kolam kecil di belakang rumahnya agar ikan itu bisa bergerak leluasa tidak seperti dalam toples pemberian kakek. Setelah selesai membuat kolam yang sudah diisi air, Joe langsung menceburkan ikan itu.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, Joe merawat ikan itu dengan baik sehingga ikan itu menjadi besar dan anehnya dagangan roti Joe juga mulai laku seiring perkembangan ikan pemberian kakek. Joe sendiri merasa aneh demikian juga ibunya.
“Joe, tampaknya ikan itu memberi keberuntungan padamu,” kata ibunya.
“Iya Bu. Tapi uang yang terkumpul belum bisa membawa ibu ke rumah sakit hanya untuk membeli obat saja,” jawab Joe sedih.
“Sabar saja ya, Joe. Sekarang sebaiknya kamu tidur karena besok harus mengambil dagangan dan jualan,” kata ibu.
Joe meninggalkan ibunya dan tidak lupa dia selalu menengok ikannya sebelum dia tidur kemudian menceritakan setiap kejadian yang dialaminya termasuk kesedihannya belum bisa membawa ibunya ke rumah sakit.
Keesokan harinya sebelum Joe berjualan, ia ingin berpamitan pada ikannya.
“Aku mau berangkat dulu, ya. Semoga hari ini aku bisa lebih beruntung,” kata joe pada ikannya.
Alangkah terkejutnya Joe karena ikan itu tiba-tiba membuka mulutnya dan dari mulutnya itu tersembul butiran-butiran emas. Melihat itu, Joe langsung mengumpulkan butiran-butiran emas itu dan dibawa ke rumah saudagar kaya untuk menjual emas-emas itu. Joe pun mendapat banyak uang dan dia langsung membawanya ibunya ke rumah sakit sampai sembuh dan sebagian uangnya digunakan untuk membuka usaha toko roti.
Setelah kejadian yang dialami selama memelihara ikan itu, Joe ingin mencari kakek yang telah memberikan ikan itu namun ia tak pernah menemukannya. Akhirnya Joe memutuskan untuk memelihara ikan itu sampai mati. Akhirnya Joe dan ibunya hidup bahagia selama-lamanya.
Dari cerita di atas kita belajar bahwa kita harus memberikan apa yang kita punya kepada orang yang sangat membutuhkan dengan ikhlas walaupun kita sendiri kekurangan.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar