Setiap manusia pada dasarnya memiliki kekhasannya sendiri. Karena itu individu merupakan istilah yang tepat, yang tidak dapat dibagi- bagi lagi. Individulah unit yang terkecil. Demikian pula halnya dengan anak. Setiap anak memiliki kemampuannya sendiri-sendiri, termasuk dalam hal minat dan cara belajar Bimbingan Belajar). Ada anak yang lebih cepat mengerti dengan cara mendengar, tetapi tidak sedikit yang justru lebih paham kalau ia membaca pelajarannya berkali-kali. Problem-problem pendidikan yang kita hadapi pada saat sekarang masih sangat banyak. Untuk menanggulanginya perlu adanya pendekatan secara menyeluruh terhadap semua komponen di dalam sistem pendidikan. Guru dan orangtua sebagai salah satu komponen di dalam sistem pendidikan perlu menjalin hubungan yang erat. Adanya saling pengertian antara guru dan orangtua akan sangat menunjang keberhasilan anak dalam belajar.
Peranan orangtua dalam mengantarkan seorang anak ke jenjang keberhasilan dalam studi maupun lingkungan kehidupan, sebenarnya amatlah besar. Karena pendidikan itu dilakukan di rumah, maka banyak orangtua tidak menyadari sejauh mana andil mereka dalam hal ini. Tampaknya hanya sambil lalu saja, dan tidak jarang dalam bentuk omelan atau diskusi keluarga. Akibatnya tidak sempat dikaji, apakah terjadi kekeliruan dalam mendidik, membesarkan serta menyayangi anak-anak. Dapatkah pendidikan yang telah diarahkan guru maupun orangtua diperbaiki atau ditingkatkan? Biasanya setelah anak melakukan tindak-tanduk menyimpang dan sangat tidak diharapkan, barulah guru dan orangtua mencari-cari, dimana gerangan letak kesalahan mereka.
Sebagai pendidik, kita pastilah selalu mengharapkan agar waktu belajar dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah dapat dilakukan secara teratur tanpa setiap kali harus diiingatkan apalagi dipaksa. Tugas- tugas yang diberikan di sekolah ini diharapkan menjadi kebiasaan sehari-hari yang dilakukan anak dalam suasana yang menyenangkan dengan kemauan dan kesadaran sendiri sehingga pekerjaan itu dilakukan tanpa tekanan.
Menurut Dr. Singgih D. Gunarsa, psikolog, kebiasaan belajar pada waktu-waktu tertentu memang perlu ditanamkan sedini mungkin, tetapi harus disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masing-masing anak. Artinya jangan sampai tugas untuk belajar ini menjadi beban yang memberatkan, sebaiknya ia harus menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Cara belajar anak yang tergolong pandai akan berbeda dengan cara belajar anak-anak yang kurang pandai. Anak-anak yang tergolong pandai membutuhkan waktu lebih singkat untuk mempelajari sesuatu, sementara anak-anak yang kurang pandai perlu waktu lebih banyak untuk mencapai hasil yang baik. Sehubungan dengan ini guru dan orangtua perlu lebih memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan perorangan pada anak dalam hal kemampuan mereka masing-masing.
Kunci untuk mengatasi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar ialah adanya pengaturan. Pengaturan itu bukanlah suatu perintah atau ketentuan bahwa ia harus begini atau begitu, namun lebih merupakan satu persiapan yang dilakukan pendidik untuk membantu anak melakukan kegiatan rutin. Disamping kesabaran, dorongan moral guru maupun orangtua tidak kalah pentingnya. Harus diingat, anak perlu mengalami keberhasilan. Setiap keberhasilan anak sebaiknya dihargai. Penghargaan merupakan dorongan moral yang membesarkan hati anak. Dorongan serupa dapat pula diungkapkan dengan cara merangsang rasa ingin tahu anak terhadap buku bacaan. Sebab bagaimanapun, kegemaran membaca, amat menunjang proses belajar.
Sumber://www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar