Rabu, Januari 28, 2009

Strategi Memperbaiki Harga Diri Anak

Oleh : Najlah Naqiyah


Jika menilik persoalan carut marut bangsa yang tergelincir berulang kali pada krisis panjang. Jika menelisik dampaknya kenaikan BBM, justru membuat anak-anak bertambah bodoh. Bagaimana tidak? Dampak yang paling nyata pada anak. Kenaikan harga BBM, mengakibatkan harga bahan pokok makanan membumbung tinggi. Konsumsi makanan anak tidak terjangkau. Anak sekolah dari kalangan keluarga miskin, banyak tidak makan saat pergi ke sekolah, kecerdasannya menurun karena sumber energinya kurang. Mereka makan tidak memenuhi asupan gizi. Mereka cepat ngantuk dan terlelap saat belajar disekolah. Anak-anaklah yang paling menderita. Mereka tidak memperoleh hak-hak hidup dan perlindungan secara layak. Untuk apa mendapat SPP gratis di sekolah, apabila kebutuhan makan mereka terlantar?

Krisis multidimensi semakin menyengsarakan rakyat. Krisis ekonomi, moral dan politik-sosial makin membuat rakyat ringkih. Pemerintah dan rakyat kebanyakan tidak bersikap jujur. Masih saling menyalahkan dan tidak menerima kenyataan pahit untuk lebih bekerja keras, disiplin dan tekun mengatasi krisis. Selama ini, pembangunan bangsa hanya menyandarkan pada hutang keluar negeri dan terus hidup dalam ketidakjujuran. Manipulasi data, korupsi dan menutup-nutupi kesalahan yang ada. Akibatnya bangsa ini terus menerus membuat rakyat sengsara. Semakin hari, menyiksa rakyat miskin. Kemalasan dan lambat merupakan kinerja bangsa Indonesia. Negara berdalih menaikkan harga BBM untuk memberikan subsidi pada masyarakat miskin, justru membuat rakyat banyak yang risau, sakit dan stress berkepanjangan. Sebenarnya kenaikan BBM untuk rakyat atau pasar bebas? Disinilah harga diri bangsa dipertaruhkan, apakah pemerintah lebih menghargai pasar bebas atau menghargai rakyat jelata?. Apabila pemerintah masih konsern terhadap kepentingan rakyat jelata, mestinya kenaikan BBM, minyak tanah perlu ditinjau ulang. Tidakada salahnya mengambil pelajaran dari gejala kepanikan rakyat. Contoh, kepanikan rakyat saat antre mengambil subsidi BBM, menyebabkan meninggalnya beberapa orang. Pemerintah semestinya tanggap dan peka untuk meninjau ulang kebijakannya.

Harga Diri Menentukan Pandangan, Aksi Dan Perilaku Manusia

Harga diri modal manusia untuk menakar keberadaan dirinya. Harga diri ialah cara manusia untuk melihat dan bercermin serta menilai diri. Harga diri dapat bermanfaat dan merugikan manusia. Harga diri adalah cara manusia menghargai dirinya dan orang lain. Harga diri disebut juga kehormatan diri. Nilai bagi manusia mencapai produktivitas kerja. Harga diri menentukan manusia untuk sukses atau gagal dimasa mendatang. Apa peran harga diri dalam menjalani hidup?

Harga diri menentukan cara pandang manusia, banyak manusia yang salah kaprah dalam menilai harga dirinya. Misalnya menyandarkan harga diri pada kecantikan dan ketampanan fisik, kekayaan dan kecerdasan semata. Ironiknya, karena mempertahankan harga diri materialistiknya, mereka rela melakukan korupsi berjamaah meraup kekayaan. Dengan dalih harga dirinya, sampai berkelahi dan saling membunuh demi menjaga gengsi dan status keluarganya. Harga diri sebagai cara pandang yang menuntun perilaku manusia menjalani hidupnya. Harga diri didasarkan pada sistem niliai budaya. Penganut nilai materialisme cenderung mengeksploitasi harga diri kearah pemujaan seks. Kecenderungan budaya memuja seks, semakin menghargai kecantikan dan menghukum orang-orang buruk rupa. Bisnis hiburan menempati posisi tawar tinggi menggairahkan pasar di tengah krisis bangsa ini.

Kecantikan dan ketampanan fisik mendominasi cara pandang dunia hiburan, seperti acara televisi dan film bioskop. Film-film ditayangkan dengan menekankan pada erotisme dan bentuk tubuh seksi. Pajangan iklan dikaitkan dengan aroma seks terhadap lawan jenis. Orang yang menyandarkan harga diri pada kecantikan fisik, mengejar obsesi kesempurnaan fisik dengan beragam cara, misalnya operasi plastic, obat-obatan kecantikan tubuh. Tidak perduli resiko dari harganya mahal. Dampak dari obesesi tersebut membuat orang dalam keadaan tidak pernah puas dan risau dengan fisik yang kurang sempurna. Akibatnya, harga diri yang rendah melahirkan epidemic yang menyebabkan orang sakit dan menderita. Orang merasa tidak berharga karena buruk rupa, miskin dan bodoh. Cara pandang harga diri seperti membuat orang cenderng labil, tidak kuat dan mengakibatkan patologi serta stress. Lalu bagaimana harga diri yang benar?

Harga diri yang menuntun pandangan nilai, aksi dan konteks manusia menjalani hidup. Harga diri yang hakiki seperti kejujuran, tanggung jawab, kebaikan hati, cinta kepada Tuhan dan sesama manusia, kebenaran dan pengabdian kepada Tuhan. Harga diri yang didasarkan pada nilai kejujuran akan mampu memberikn penerimaan yang tulus tentang keadaan dirinya, baik kemampuan maupun kekurangan yang dimiliki. Karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan bercermin secara penuh jujur maka akan memiliki kerelaan untuk melihat dan menghargai semua apa yang dimilikinya, pengalaman masa lalu, sekarang dan mendatang.

Harga diri telah berbentuk dari semenjak anak-anak. Selayaknya, membangun karakter anak-anak bangsa dengan harga diri yang kuat dan benar. Apabila menyandarkan pada perubahan harga diri aparat sekarang, rasanya sulit, karena mesin birokrasi telah terjadi sekian lama. Untuk itu, memperbaiki bangsa dengan mengawal perubahan sejak dini pada generasi mendatang merupakan keniscayaan. Bagaimana membangun harga diri anak-anak bangsa ditengah carut marut global?

Membangun Harga diri Anak Bangsa

Anak-anak adalah manusia biasa. Kehadiran anak-anak didunia adalah pilihan orang tua. Anak-anak sangat ingin dicintai dan diterima seperti apa adanya diri mereka. Apabila anak merasa dicintai oleh orrang tua, maka ia cenderung untuk menerima perasaan berharga sebagai seorang manusia. Sebaliknya, apabila anak dianggap sebagai beban bagi orang tua, maka anak-anak akan merasa kehadirannya ditolak dan merasa tidak dicintai. Jika kemungkinan ditolak sangat mendominasi anak, maka akan berkembang kemauannya dengan kuat untuk melakukan penganiayaan bagi dirinya sendiri hingga melakukan pembunuhan diri. Maka, usaha orang tua dalam menyikapi anak memerlukan sikap yang hangat, lembut, cinta dan perduli.

Orang tua bisa membuat ruangan dihatinya untuk menyayangi anak-anak yang kurang sempurna. Orang tua sejatinya menilai dan memeriksa nilai-nilai yang akan ditransfer kepada anak. Untuk itulah, penting bagi orang tua untuk berhati-hati melontarkan kata-kata agar anak tidak menghancurkan harga dirinya sejak awal. Apa yang perlu dihindarkan oleh orang tua:
(1) jangan menghina atau mengecam fisik anak. Bagaimanapun, hinaan ke wilayah fisik merupakan hal sensitif. Anak bisa kehilangan kepercayaan dirinya karena cercaan atau label fisik. Lalu bagaimana cara orang tua menempatkan anak? Anak perlu diberikan penguatan untuk menerima bentuk fisik seperti apa adanya mereka. Memberikan kesadaran yang jernih (insight) untuk mengembangkan diri secara terus menerus tanpa merisaukan bentuk fisik yang tidak bisa diubah. Kalaupun orang tua bisa memperbaiki bentuk fisik anak, bantulah mencapai kesempurnaanya dengan tanpa harus mencaci maki. Sebab caci maki orang tua, sangat besar pengaruhnya kepada pertumbuhan anak. Betapa banyak anak-anak yang dihancurkan harga dirinya sejak mereka masih diusia dini, seperti ucapan “bodoh” oleh orang tua/kakak/guru.

(2). Jangan membuat anak selalu terancam. Jika anak selalu berada dalam tekanan dan ketakutan, maka anak akan belajar untuk menjadi seorang penakut. Ajari anakanak memiliki keberanian untuk hidup. Menyelesaikan tantangan dan tugasnya secara bertanggung jawab.
Pada akhirnya, agar orang tua bisa menyayangi anak dengan sepenuh hati dan jiwa, tentu membutuhkan ketenangan dan kesejahteraan. Jika para orang tua harus letih dan tidak punya waktu, maka sulit mengontrol perilakunya saat bersama anak. Disitulah, pentingnya para orang tua perlu mendapat payung dari negara yang menyejahterakan, bukan negara yang membuat rakyat menderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar