TAHUKAH Anda, anak yang memiliki ikatan kasih sayang yang kuat dengan ibunya lebih mudah bersosialisasi dan bergaul dengan teman-temannya.
Orangtua mana yang tak bangga jika buah hatinya pandai bergaul dan mudah berteman? Sebagai makhluk sosial, kemampuan bersosialisasi merupakan salah satu aspek pengembangan diri yang penting. Kemampuan ini tidak bisa diperoleh secara instan seperti halnya jika Anda bersekolah di sekolah kepribadian.
Nah, bagi para orangtua, jika ingin anaknya pandai bergaul, pupuklah sejak dini. Sebuah penelitian di Amerika melaporkan, anak-anak yang memiliki ikatan emosional (emotional bonding) yang kuat dengan orangtuanya (terutama ibunya) sejak bayi, memiliki kemampuan bersosialisasi yang lebih baik saat mereka mulai bersekolah.
Para peneliti meyakini kedekatan ibu-anak turut memengaruhi daya adaptasi anak. Namun, mengapa hal itu bisa terjadi, itu yang belum bisa dimengerti sepenuhnya. "Ikatan emosional dan hubungan ibu-anak yang terbuka dapat mengembangkan emosi positif si anak dan rasa saling pengertian. Karena itu, anak akan terus membudayakannya hingga dia duduk di bangku sekolah," ujar peneliti Nancy McElwain dari Universitas Illinois, Amerika.
Bersama timnya, McElwain menganalisis data dari 1.071 anak-anak di Institut Nasional Kesehatan Anak, serta data Studi Pengembangan Manusia tentang pengasuhan anak dan pengembangan remaja di Amerika. Peneliti menganalisa lampiran informasi tentang kedekatan ibu-anak saat anak berusia 3 tahun.
Mereka juga menganalisa aspek komunikasi dan keterbukaan anak dalam mengungkapkan isi hatinya saat si anak berusia 4,5 tahun.
Pada usia 4,5 tahun anak baru memasuki tahun pertama sekolah. Peneliti lantas menganalisa kemampuan berbahasa dan sejauh mana kecenderungan rasa "penolakan" si anak sebagai reaksi atas lingkungan sosialnya yang masih baru itu.
Selanjutnya, orangtua dan guru juga dimintai keterangan perihal kemampuan dan kualitas hubungan pertemanan masing- masing anak.
Ternyata, anak-anak yang sejak lahir dekat dengan ibunya, saat usia 3 tahun menunjukkan kedekatan emosional dan keterbukaan komunikasi yang lebih baik. Selain itu, pada usia 4,5 tahun kemampuan berbahasanya juga lebih lancar. "Saat tahun pertama bersekolah, penolakan anak terhadap lingkungan barunya juga lebih kecil. Hal ini terbukti dari laporan kualitas pertemanan yang lebih baik saat tahun ketiga bersekolah," sebutnya.
"Temuan ini menunjukkan bahwa cara anak-anak menafsirkan perilaku orang lain tergantung dari pendidikan sosial yang dialaminya dalam keluarga sejak mereka bayi. Hal ini penting bagi si anak untuk mengembangkan kemampuan adaptasinya di kemudian hari," sebut McElwain.
Lebih lanjut dia mengemukakan, temuan bahwa anak-anak yang lebih terbuka dengan orangtuanya lebih mudah menjalin hubungan pertemanan, dapat menjadi bahan referensi bagi orangtua agar bisa lebih dekat dengan anak. Misalnya, memosisikan diri sebagai sahabat tempat anak curhat.
"Manakala anak merasa nyaman untuk mengungkapkan emosinya, khususnya emosi yang negatif, maka hal ini dapat meningkatkan kemampuannya dalam bergaul dengan teman sekelasnya dan membina pertemanan yang lebih erat," sebutnya.
Lantas, akankah kedekatan anak dengan orangtua justru menjadikan anak manja? Menurut psikolog anak yang berpraktik di RS Pluit Jakarta, Rosdiana Tarigan MPsi MHPEd, terdapat perbedaan antara kedekatan emosional yang mendorong keterbukaan anak dan kedekatan yang menyebabkan anak menjadi manja.
"Dalam konteks penelitian ini, saya rasa yang dimaksud kedekatan adalah bagaimana orangtua membina rasa kepercayaan sejak dini (basic trust). Jika hal ini sudah ditanamkan sejak kecil, anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang hangat, bersahabat, dan percaya dengan orang lain," tuturnya.
Sementara itu, Rosdiana menuturkan, kedekatan yang akan membuahkan anak manja adalah manakala orangtua membiasakan untuk memberi respons berlebih atas kebutuhan anak. "Jika tidak ingin anak menjadi manja, berikan respons dengan tepat," katanya.
(sindo//tty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar