Rabu, April 08, 2009

Mari Saling Memaafkan

Suatu hari seorang sahabat bercerita kepada saya, bahwa dia telah tersakiti oleh seorang rekannya, dan dia telah membalas rasa sskitnya yang tersimpan menjadi sebuah dendam dalam hatainya, dan dia berkata puas sah ngebalas sakit hati ini sama dia. Dan saya pun hanya tersenyum mendengar cerita sahabat saya tersebut.

Tanpa disadari kita sering bila kita tersakiti hal yang biasanya pertama timbul adalah ingin membalas perlakuan orang yang menyakiti kita, itulah adalah reaksi wajar seorang manusia.
Walaupun mudah diucapkan, memaafkan bukanlah perbuatan yang mudah dilakukan. Ketika seseorang telah atau akan dicelakai, maka yang tertanam biasanya perasaan dendam dan ingin membalas. rasaan sepertiitu adalah wajar dalam diri orang biasa. Namun, sikap memaafkan hanya ada pada diri orang yang luar biasa.

Menurut saya yang kurang berpengetahuan ini, ada cara elegan yang lebih memberi nilai lebih kepada dirikita, yaitu dengan memaafkan kesalahan orang lain yang telah menyakiti diri kita.
"tapi kita kalah dong, engga puas, masih dendam" suatu pertanyaan yang manusia wi dari seorang sahabat ketika saya mencoba menyampaikan pendapat menganai memafkan, benar, reaksi manusia akan membalas semua perlakuaan yang diterima, Ada aksi pasti ada reaksi.

Coba kita berfikir tenang bila kita disakiti oleh seseorang dan kita membalas, apalah permasalaan akan selesai pada saat itu„? Dengan teori kemungkinan, akan menghasilkan kemungkinan yang kecil. Ketika kita membalas, orang yang menyakiti kita akan bereaksi sama, jadi permaslahan akan berlanjut tanpa ada ujung.

Dan bagi yang mempunyai keluhuran akhlak, mereka bukan hanya mampu memaafkan kesalahan orang lain, melainkan sekaligus membalas kesalahan tersebut dengan kebaikan yang tak pernah tererbayangkan oleh sang pelaku. hal tersebut justru dapat mempererat talisilaturahim dan membuat antara yang berselisih saling memikirkan seolah-olah mereka adalah sahabat yang sangat setia.

Sesuai prinsip matematika Minus satu (-1) ditambah minus satu (-1) akan menghasilkan jumlah minus yang lebih besar (-2), begitu pula dendam, bila kita menyalurkan dendam, akan menghasilkan dendam yang lebih besar.

Ketika kita memaafkan adalah hal yang positif, seperti persamaan matematika, ketika minus satu (-1) ditambah (+1) akan menghasilkan Nol (0), hal itu pun berlaku ketika kita tersakiti (-), dan kita bereaksi positif dengan memaafkan (+) akan menghasilkan Nol (0), dan tidak akan ada maslah yang baru yang timbul, dan masalah akan selesai saat itu juga.

Dengan bisa memaafkan kesalahan orang, juga memperlihatkan kebesaran hati kita sebagai manusia, kita akan secara tidak langsung orang akan memandang kita sebagai orang yang berbesar hati dan bijak sana.

Meminta maaf memang bukan hal yang mudah; kadang kita tidak menyadari bahwa tindakan kita telah menyakiti orang lain. Di sisi lain, memberi maaf juga sulit dilakukan; karena kadang masih tetap mengungkit-ungkit kesalahan orang lain. Ternyata tidak mudah menanamkan sikap iklas dalam diri untuk memaafkan orang lain.

Kalau melihat dari sisi sebaliknya, ternyata memberi maaf bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dari berbagai cerita selama ini, banyak peristiwa yang mencerminkan hal ini. Permintaan maaf seringkali tidak serta merta diiringi dengan perasaan rela memaafkan. Contohnya saja, meskipun orang lain sudah minta maaf, kita masih mengingat-ingat kejadian saat kita disakiti oleh orang lain, terlebih lagi jika kita merasakan ada kerugian yang timbul akibat kesalahan orang tersebut. Seolah-olah ada rasa tidak puas bila orang yang melakukan kesalahan tersebut belum merasakan kerugian yang sama.

Dalam hidup ini ada kalanya kita dan orang terdekat kita berada dalam situasi yang sulit, yang kadang menyebabkan kita mengatakan atau melakukan hal-hal yang menyakiti satu sama lain. Juga terjadinya beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum kita menyesal di kemudian hari, cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masa lalu.

Seperti sebuah cerita dari milis, ketika sesorang marah, diminta untuk menancapkan satu butir paku di sebatang pohon, ketika dia tidak marah dan berhasil memaafkan dia mencabut kembali paku yang ditancapkan, maka akan tersisa lubang-lubang yang tertancap didinding.

Begitu pula saat kita membalas sesuatu dendam, yang terjadi kita akan membuat bekas luka dihati sesorang yang kita balas, luka fisik dapat sembuh, luka hati susah untuk sembuh. Tapi hal ini tidak akan terjadi jika kita bisa memaafkan, kalau kita bisa memaafkan kesalahan seseorang maka tidak akan ada paku yang tertacap, dan tidak akan menimbulkan lubang di dalam hati seseorang. Dan kita tidak kembali menyakiti orang lain.

Mari kita bersama belajar menajdi seorang yang bijaksana dan terhormat dengan bisa memaafkan kesalahan orang lain. Karena jujur cape ketika kita menyimpan dendam, saat kita dendam kepada orang lain, percaya atau tidak kita akan menjadi orang yang paling memperhatikan oranng tersebut, kita memperhatikan untuk melihat titik lemah orang tersebut. Dan kita merasa geram saat orang tersebut memperoleh kenikmatan atau kebahagian. Mungkin orang tersebut tahu kita perhatikan. Cape deh.

Lebih baik kita bisa memaafkan dan kita bisa hidup dengan tentram dan damai, jadi buat apa kita mendendam, mari kita saling memaafkan.dan hidupkita akan lebih damai dan indah. Kiranya kata-kata yang terucap pernah melukai, laku pun pernah tak berkenan, dan diam membawa prasangka. Mohon dimaafkan, agar ringan melangkah dalam kehidupan

"Mari kita belajar memaafkan, karena jadi orang yang pemaaf akan lebih terhormat, disbanding dengan orang pendendam"

" Dengan memafkan kita akan menyelesaikan masalah tanpa masalah"

Depok
Erwin Arianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar