"Erwin Arianto"
.
Menunggu merupakan salah satu aktivitas kita yang hampir-hampir tidak bisa kita hindari, misalnya saja: menunggu bis kota datang, menunggu giliran membayar rekening listrik, menunggu Antrean di ATM (yang cenderung panjang pada tanggal-tangal Muda), menunggu tanggal gajian, menunggu untuk di promosikan, menunggu Doa kita dikabulkan, Dll.
Kegiatan menunggu bisa dibilang hampir banyak orang tidak suka untuk melakukannya. Hal ini disebabkan sebagian orang menganggap aktivitas menunggu adalah hal yang membuang-buang waktu dan membosankan, dalam menunggu, sebenarnya kita bisa menemukan karakter dasar kita manusia, yang tak mau berhenti, yang tidak merasa puas, yang ingin melampaui diri. Orang menyebutnya transendensi (istilah latin, trans: melalui, melewati, melampaui & sedere: duduk --> melampaui kedudukan atau keberadaan kita). Jadi, menunggu mengorientasikan kita, mengarahkan kita pada perjumpaan dengan yang lain.
Dalam menunggu, kita pun bisa menemukan hasrat terdalam hidup kita: hasrat akan yang lain, perjumpaan dengan yang lain...Kita menunggu sesuatu seperti menunggu seseorang yang sebentar lagi akan membawa kita ke sebuah kenyataan lain daripada kenyatan yang sedang sekarang kita rasakan. Jika anda pernah jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang, perasaan itu paling kurang menumbuhkan kerinduan mendasar untuk bertemu atau minimal melihatnya lagi.
Ada yang mengatakan bahwa kita hidup dalam generasi microwave. Di hari dan jaman ini, kita mendapatkan hal-hal sekarang lebih cepat dari yang pernah ada, namun itu masih belum cukup baik, tidak cukup cepat untuk pilihan cepat kita. Popcorn masih memerlukan waktu lama untuk meletus.Makanan-makanan dalam kuali memerlukan waktu lama untuk menjadi panas.Kita menikah dan mengharapkan memiliki hal yang sama yang dipunyai pada orang tua kita setelah dua puluh lima tahun perkawinan! Mobil baru, rumah yang bagus, tambahan uang belanja. Hal-hal ini semua membutuhkan waktu untuk memperolehnya, namun rasa terburu-buru kita, pikiran bingung tidak dapat memegang konsep itu. Kita tidak ingin menjadi sabar. Kita ingin sesuatu sekarang, dan kita tidak mau menunggu.
menunggu itu suatu pekerjaan yang mengagumkan, karena itulah bentuk usaha tertinggi yang bisa dilakukan manusia. Sadarkah bahwa seluruh dari kita ini tak lebih adalah kaum penunggu. Kita ini memang sedang menunggu. Kita juga sedang menunggu saat-saat kematian itu datang pada kita. Dan kita tak pernah tau kapan saat itu datang pada kita. Maka di dalam caramu menunggu itulah terletak martabat hidupmu. Berbuat amal kebaikan itu yang mesti kita lakuakan dalam menuggu. Coba kalian perhatikan pedagang-pedagang di pasar tradisional. Pekerjaan mereka setiap hari juga menunggu. Tentunya mereka sedang menunggu para pembeli dagangan mereka. Aku pernah amati pedagang sayuran di sebuah pasar, seorang nenek tua yang masih giat bekerja, nenek yang tak pernah merasa lelah menunggu.
Tak ada kegiatan yang paling membosankan selain menunggu. Padahal, hidup adalah kegiatan menunggu. Orang tua menunggu tumbuh kembang anak-anaknya. Rakyat menunggu kebijakan pemerintahnya. Para gadis menunggu jodohnya. Pegawai menunggu akhir bulannya. Semua menunggu.Nikmatilah! Insya Allah, menunggu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan, yang bisa memacu addrenalin anda bekerja lebih cepat, rasakan nikmatnya dalam sebuah penantian, Tapi menunggulah dan berikan batas waktu untuk sesuatu yang anda tunggu.
--
Best Regard
Erwin Arianto,SE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar