Kursi-kursi kokoh pengadilan menjadi saksi bisu pengujian cintaku, dalam gaungan bangunan kokoh aku terlunta, terlebih ketika badai datang menerpa dengan semua keputusan jubah-jubah hitam yang membawaku ke dalam tangisan pilu..
Entah dimana keadilan itu berada, terus kumencari, kurogoh sekujur tubuh , kuyakinkan diri bahwa keadilan itu pasti akan datang dan membawaku kedalam asa baru.
1,5 tahun berlalu cerita pilu tangisan picis ... dan bukanlah sandiwara ketika hak banding aku ajukan !
Aku harus bangkit, aku harus berjuang dan mengunci semua mimpi indah cinta, mengapus semua pilu dan tangisan ... Akhirnya dalam semua kehampaan kutemukan satu kata yang membawa ku melangkah "tegar"
Bisikan cinta yang begitu indah melambungkan angan sesaat dan terbang begitu jauh... memandang wajah sinisnya yang begitu membenciku saat in, terasa menyesakan dada... Tetapi semua berlalu dengan kehalusan jiwa seorang wanita dan senyuman manis aku tetap berjalan untuk mempertahankan keutuhan rumah tanggaku..
Walau palu sudah terputus dengan keputusan "cerai" dan terlebih dalam kekuatan hempasan budaya kuat yang membuat wanita seperti diriku dianggap tak berdaya dan tidak berhak mendapat hak asuh.
tukang selingkuh .. perempuan liar.. wanita binal ... ohh .. semua pemandangan indah di mata dan teriakan naif dikuping membawaku justru semakin melambung tinggi.
Tekadku hanya satu menyelamatkan keutuhan rumah tangga ... menjadi ibu anak-anakku yang masih di bawah umur...
Disini dalam dekapan anak-anakku aku hanya bisa tersenyum, jangan kau pikir mudah merampas cinta ini .. jangan kau pikir aku wanita bodoh yang bisa kau ceraikan dengan alasan kau ingin menikah lagi ..
Disini aku begitu yakin, kekuatan cinta ini masih begitu terang dan masih mampu menerangi dirimu dan keluarga ini lagi..
Tidak ada komentar :
Posting Komentar