By: M. Agus Syafii
Rawat dan jagalah pernikahan anda seperti merawat dan menjaga taman bunga. Ketika menjelang pernikahan, biasanya keluarga besar nampak heboh, sibuk menyiapkan pesta pernikahan, terpukau dalam gebyar pesta namun tenggelam setelah perjalanannya, pernikahan tidak terawat dengan baik. Akhirnya cinta itu memudar, kasih sayang menjadi hilang. Pernikahan menjadi hambar. Seorang suami diawal pernikahannya sangat mencintai istrinya tetapi setelah menjalani 15 tahun pernikahan, dia lebih senang dalam kesibukan daripada berdua sama istri. Bila pernikahan tidak pernah terawat selama bertahun-tahun sehingga bukan hanya menjadi tidak indah lagi pernikahannya namun juga bisa saling melukai pasangan. Menurut al Quran surat ar Rum :21, untuk merawat pernikahan itu adalah mawaddah dan rahmah, cinta dan kasih sayang. Idealnya jika antara suami dan isteri diikat oleh perasaan mawaddah dan rahmah sekaligus. Mawaddah mengandung arti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Jadi cinta mawaddah adalah perasaan yang mendalam, luas, dan bersih dari pikiran serta kehendak buruk. Sedangkan rahmah mengandung pengertian dorongan psikologis untuk melindungi orang yang tak berdaya.
Rumah tangga yang direkat oleh mawaddah dan rahmah adalah pasangan dimana masing-masing secara naluriah memiliki gelora cinta mendalam untuk memiliki, tapi juga memiliki perasaan iba dan sayang dimana masing-masing terpanggil untuk berkorban dan melindungi pasangannya dari segala hal yang tidak disukainya. Sesuatu yang ideal biasanya jarang terjadi. Bagimana jika tidak? Bila mawaddahnya putus, perasaan cintanya tidak lagi bergelora, asal masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu masih terpelihara dengan baik. Betapa banyak suami isteri yang sebenarnya kurang dilandasi oleh cinta membara, tetapi karena masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu tetap berjalan baik dan melahirkan generasi yang terpuji. Rahmah yang terpelihara pada akhirnya memang benar-benar mendatangkan rahmat Allah berupa mawaddah.
Wassalam,
M. Agus Syafii
-
Posted by
4:17 PM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar