Oleh Denny Siregar
Pada masa itu Imam Ali menjabat sebagai khalifah dan beliau diperangi oleh Muawwiyah. Salah satu taktik licik Muawwiyah ketika sudah tahu bahwa dirinya akan kalah adalah menancapkan Alquran diatas tombak.
Sontak sebagian pasukan Imam Ali memintanya untuk berdialog dengan Muawwiyah. Imam Ali yang tahu bahwa itu hanya strategi licik saja, menolak permintaan itu. Penolakan Imam Ali berdampak goyangan pada kursi pemerintahannya.
Akhirnya supaya tidak terjadi keributan yang melemahkan pemerintahan, Imam Ali bersedia menuruti permintaan mereka. Menariknya, ketika Imam Ali sedang berdialog, mereka yang kemarin memaksa Imam Ali, mereka juga yang menolak hasil dialog.
Mereka turun ke jalan2 sesudah dari masjid sambil berteriak2 "Laa hukma illaa lillaah ! Tiada hukum selain hukum Allah !"
Mereka dinamakan kaum khawarij atau pembangkang. Khawarij dikenal dengan kemampuannya menbolak-balik tafsir Alquran sesuai kepentingan nafsu kelompoknya. Imam Ali berkata pada para sahabatnya menyikapi teriakan kaum ini, "Ungkapan yang benar digunakan untuk hal yang bathil".
Abdullah bin Umar dalam mensifati kelompok khawarij mengatakan: “Mereka menggunakan ayat-ayat yang diturunkan bagi orang-orang kafir lantas mereka terapkan untuk menyerang orang-orang beriman”. (Lihat: kitab Sahih Bukhari jilid:4 halaman:197).
Ahok tidak salah dalam menuding ada orang yang menggunakan ayat untuk berbohong. Ahok hanya memutar kembali sejarah dalam Islam bagaimana perilaku khawarij. Dan kita lihat kembali bagaimana perilaku neo khawarij abad ini yang selalu menggunakan ayat Alquran untuk melindungi kepentingan kelompoknya.
Jadi, kalau melihat sejarah khawarij ini, mereka sebenarnya tidak perduli apakah Imam Ali berdialog atau tidak. Bukan itu tujuannya, karena mereka punya kepentingan untuk berkuasa atau dibayar oleh penguasa. Mirip dengan situasi yang dihadapi Jokowi sekarang ini.
Nabi Muhammad Saw, pada masa hidupnya, sudah menyampaikan bahwa akan ada manusia2 seperti ini di akhir zaman dengan banyak redaksi dalam hadis2nya. "Kaum muda pembaca Alquran dimana Alquran itu sendiri melaknatnya atau tidak melewati kerongkongannya.." Ada lagi redaksi seperti "Anak panah yang keluar dari busurnya.."
Karena itu saya heran ketika umat muslim, bahkan mereka yang mengklaim dirinya ustad atau ulama, tidak mengetahui sejarah besar ini.
Tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?.
Lalu bagaimana seharusnya tindakan Presiden dalam menghadapi perilaku khawarij yang sulit diajak bicara ini?
Kita lihat apa yang dilakukan Imam Ali..
"Kalau mereka diam, kita biarkan. Kalau mereka bicara kita kemukakan argumen kita, dan kalau mereka melakukan pengacauan dan keonaran akan kita hadapi mereka..."
Pada masa itu Imam Ali menjabat sebagai khalifah dan beliau diperangi oleh Muawwiyah. Salah satu taktik licik Muawwiyah ketika sudah tahu bahwa dirinya akan kalah adalah menancapkan Alquran diatas tombak.
Sontak sebagian pasukan Imam Ali memintanya untuk berdialog dengan Muawwiyah. Imam Ali yang tahu bahwa itu hanya strategi licik saja, menolak permintaan itu. Penolakan Imam Ali berdampak goyangan pada kursi pemerintahannya.
Akhirnya supaya tidak terjadi keributan yang melemahkan pemerintahan, Imam Ali bersedia menuruti permintaan mereka. Menariknya, ketika Imam Ali sedang berdialog, mereka yang kemarin memaksa Imam Ali, mereka juga yang menolak hasil dialog.
Mereka turun ke jalan2 sesudah dari masjid sambil berteriak2 "Laa hukma illaa lillaah ! Tiada hukum selain hukum Allah !"
Mereka dinamakan kaum khawarij atau pembangkang. Khawarij dikenal dengan kemampuannya menbolak-balik tafsir Alquran sesuai kepentingan nafsu kelompoknya. Imam Ali berkata pada para sahabatnya menyikapi teriakan kaum ini, "Ungkapan yang benar digunakan untuk hal yang bathil".
Abdullah bin Umar dalam mensifati kelompok khawarij mengatakan: “Mereka menggunakan ayat-ayat yang diturunkan bagi orang-orang kafir lantas mereka terapkan untuk menyerang orang-orang beriman”. (Lihat: kitab Sahih Bukhari jilid:4 halaman:197).
Jadi peristiwa "membohongi memakai ayat Alquran" adalah benar adanya dan tercatat dalam sejarah Islam.
Ahok tidak salah dalam menuding ada orang yang menggunakan ayat untuk berbohong. Ahok hanya memutar kembali sejarah dalam Islam bagaimana perilaku khawarij. Dan kita lihat kembali bagaimana perilaku neo khawarij abad ini yang selalu menggunakan ayat Alquran untuk melindungi kepentingan kelompoknya.
Jadi, kalau melihat sejarah khawarij ini, mereka sebenarnya tidak perduli apakah Imam Ali berdialog atau tidak. Bukan itu tujuannya, karena mereka punya kepentingan untuk berkuasa atau dibayar oleh penguasa. Mirip dengan situasi yang dihadapi Jokowi sekarang ini.
Nabi Muhammad Saw, pada masa hidupnya, sudah menyampaikan bahwa akan ada manusia2 seperti ini di akhir zaman dengan banyak redaksi dalam hadis2nya. "Kaum muda pembaca Alquran dimana Alquran itu sendiri melaknatnya atau tidak melewati kerongkongannya.." Ada lagi redaksi seperti "Anak panah yang keluar dari busurnya.."
Karena itu saya heran ketika umat muslim, bahkan mereka yang mengklaim dirinya ustad atau ulama, tidak mengetahui sejarah besar ini.
Tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?.
Lalu bagaimana seharusnya tindakan Presiden dalam menghadapi perilaku khawarij yang sulit diajak bicara ini?
Kita lihat apa yang dilakukan Imam Ali..
"Kalau mereka diam, kita biarkan. Kalau mereka bicara kita kemukakan argumen kita, dan kalau mereka melakukan pengacauan dan keonaran akan kita hadapi mereka..."
Sambil minum kopi, episode sejarah selanjutnya adalah perang melawan kaum khawarij yang terkenal dengan nama Perang Nahrawan..
Sejarah selalu berulang, hanya beda tempat, waktu dan pelakunya saja...
Sumber dennysiregar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar