Ledakan amarah terjadi ketika si kecil sedang marah dan tidak
terkontrol. Pada kondisi ini biasanya si kecil akan menangis dengan
suara yang sangat keras disertai dengan meronta, memukul, atau
mempenturkan kepala. Sebagian besar anak dengan usia antara 18 bulan
sampai 3 tahun sering mengalaminya, namun dengan frekuensi yang
berbeda-beda .
Ledakan amaran lebih sering terjadi pada anak yang memiliki keinginan
kuat daripada anak yang berkepribadian tenang. Kemarahan yang tidak
terkontrol dapat terjadi pada anak laki-laki atau perempuan. Intensitas
dan durasi ledakan amarahnya pun dapat berbeda antara satu anak dengan
yang lainya. Sebagian anak dapat kembali tenang detelah beberapa menit,
namun sebagian lain dapat berguling-guling dilantai, berteriak,
melempar, atau memukul dalam waktu yang lama.
Apakah normal jika si kecil sering marah?
Menurut ahli tumbuh kembang anak, ledakan amarah pada si kecil ada
manfaatnya selama tidak terlalu sering. Emosi yang dikeluaran si kecil
melalui tangisan keras dapat membantu mereka untuk melepaskan rasa
frustasi yang tertanam. Adalah tugas dari ayah bunda untuk mengontrol
tingkat ledakannya. Sesekali mengalami ledakan emosi itu menandakan
bahwa si kecil mempunyai emosi yang normal.
Jika si buah hati terlalu sering marah tentu dapat merepotkan ayah
bunda, apa lagi jika terjadi di tempat umum. Oleh karenanya melatih si
kecil untuk mengendalikan emosinya cukup penting dilakukan sejak dini,
tentu dengan cara yang dapat diterima oleh mereka.
Apakah penyebab ledakan amarah pada balita?
1. Mencari perhatian. Si kecil yang masih
‘egosentris’ senang menjadi pusat perhatian, jika dia merasa tidak
diperhatikan dia akan memintanya, dan salah satu caranya adalah dengan
tangisan atau pelampiasan kemarahan.
2. Rasa frustasi. Si kecil belum bisa mengedalikan
emosinnya seperti orang dewasa. Jika dia merasa frustasi, misalnya
karena tidak mendapatkan yang diinginkanya, dia akan mengespresikanya
dengan menangis atau ledakan amarah.
3. Meniru. Si buah hati dapat tiba-tiba menjadi pemarah karena melihat dan meniru anak lain atau orang dewasa yang sedang marah.
4. kelelahan dan lapar. Ledakan amarah sering
terjadi pada anak yang kelelahan atau sebelumnya terlalu aktif daat
bermain. Kondisi emosi ini juga dapat terjadi jika si kecil merasa
sangat lapar.
5. Orang tua tidak konisten. Menurut para ahli,
ledakan amarah pada si kecil dapat disebabkan oleh pola pendidikan yang
kurang tepat dari orang tua. Tidak mengenalkan konsep kesabaran dan
kurang tegas dalam mendidik dapat menjadi salah satu faktor pemicunya.
Tips menghadapi ledakan amarah pada anak balita
1. Alihkan perhatiannya. Anak dibawah tiga tahun
masih mudah untuk dialihkan perhatianya. Tunjukan sesuatu yang menarik
perhatianya sehingga dia lupa akan masalahnya.
2. Abaikan. Biasanya ledakan amarah
akan cepat reda jika tidak ada yang melihat. Cara ini tidak disarankan
untuk sering dilakukan. Akan lebihbijak jika bunda menggali apa yang
menjadi penyebab kemarakan si kecil kemudian mencari solusi terbaik
untuk mengatasinya.
3. Mainan diwaktu marah. Berikan
alternatif jalan untuk menyalurkan emosi dan frustrasi si kecil melalui
mainan yang melibatkan aktifitas fisik seperti bermain drum, bermain
sepeda roda tiga, atau memanjat.
4. Jangan terprovokasi. Memarahi atau bahkan memukul
anak yang sedang mengalami ledakan emosi tidak akan menyelesaikan
masalah, bahkan dapat menimbulkan masalah lainya. Bersikap sabar dan
merespon kemauan si kecil tanpa harus menghilangkan ketegasan sebagai orang tua adalah langkah yang bisaksana.
sumber:balitapedia.com
Posted by
11:13 AM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar