Selasa, November 08, 2016

Sehat Terus, Cintaku

Oleh Denny Siregar

"Hati-hati ya, nak.. Jaga dirimu.. Banyak yang membencimu bukan berarti kamu salah, tapi mereka tidak siap menerima pandangan yang berbeda.."

Aku tersenyum mendengarnya. Sudah lama aku tidak menjenguknya. Wajahnya tampak semakin menua, tapi tidak meninggalkan bekas kecantikannya.

Ia adalah pahlawanku, sumber kekuatanku. Selalu membesarkan hatiku dalam kondisi apapun. Kutatap wajahnya dengan lembut dan baru kusadari betapa aku sayang padanya. Ia tampak khawatir meski tidak meninggalkan gurat kepasrahan akan apapun yang terjadi kelak.

"Shalat, nak.. Perbaiki akhiratmu, maka Tuhan akan memperbaiki duniamu.." Kata-kata yang selalu terngiang dalam benakku, menunjukkan kekuatan dahsyat dari keikhlasan yang menjadi pondasinya.

Tidak pernah kulihat kecemasan di wajahnya, bahkan ketika kondisi kami dulu begitu susah. Selalu menenangkan hanya menatapnya saja, membuatku ingin selalu berbaring diatas pahanya dan tangannya mengelus2 rambutku. Dihadapannya, aku kembali menjadi anak kecil yang tidak berdaya.

Aku belajar darinya untuk tidak cemas memikirkan masa depanku, karena masa depan ada pemilikNya. Aku belajar darinya untuk selalu mencemaskan masa laluku, dengan begitu banyak maksiat yang kulakukan dahulu. Meski begitu, rupanya terhadap anaknya sendiri, ia bisa menjadi manusia tercemas yang pernah kutemui.

Kuhampiri dirinya, kucium wajahnya, kupeluk dia dengan erat. "Jangan khawatir, ma.. Sehatlah dirimu, itu yang paling penting buatku.."

Ia tersenyum. Tidak ada siapapun yang mengalahkan kecantikannya.
Tuhan, sebesar apapun ancaman terhadapku, tidak akan pernah melemahkanku karena hanya melalui ibuku aku bisa menatap wajahMu..

Kuhabiskan secangkir kopiku yang selalu hangat tersedia ketika aku berkunjung. Kulambaikan tangan tanda perpisahan dan kulihat matanya basah..
Aku selalu merindukanmu..

sumber:dennysiregar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar