Bunga Kehidupan sebuah blog membahas tentang pernik pernik kehidupan yang terfokus pada masalah pendidikan (The life flower one blog discussed about something that was interesting to the world of education)

Andi dan Pulpen Ajaib

Andi dan Pulpen Ajaib

Oleh Richard/7f

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak bernama Andy. Andy adalah anak yang bodoh. Setiap kali ulangan, nilai Andy selalu jelek. Tetapi, Andy selalu sabar ketika teman-temannya mengolok-olok dia. Hadi adalah anak orang kaya, dan juga anak yang pintar. Hadi sering menertawakan Andy karena kebodohannya.
Suatu sore, Andy sedang berjalan-jalan di taman dekat rumahnya. Andy menemukan sebuah pen dengan warna keemas-emasan. Andy mengambil pulpen itu dan membawanya pulang. Keesokan harinya, Andy berangkat ke sekolah. Andy membawa pulpen itu ke sekolah. Seperti biasa, Hadi dan teman-temannya selalu mengolok-olok Andy setiap pagi.
“Hey! Anak bodoh, untuk apa sekolah? Mau bertahun-tahun sekolah juga gak bakal pintar!” Ejek Hadi. Andy hanya tersenyum.
Saat mereka semua masuk ke kelas, ibu guru mengumumkan bahwa besok ada ulangan dan PR Bahasa. Hadi merasa tenang karena sudah merasa dirinya pintar. Tetapi, Andy sangat ketakutan.
Ketika tiba di rumah, Andy belajar dengan serius. Setelah belajar, Andy mengerjakan PR Bahasa dengan pulpen itu. Ketika Andy mulai menulis, pulpen itu bergerak dengan sendirinya, dan PR itu langsung selesai. Keesokan harinya, Andy pergi ke sekolah. Seperti biasa, Hadi dan teman-temannya kembali mengejek Andy. Ibu guru menyruh setiap anak mengumpulkan PR Bahasa yang diberikan. Setelah diperiksa, ternyata hanya Andy yang jawabannya betul semua. Ulangan dimulai. Saat Andy mulai menulis, pulpen itu juga bergerak dengan sendirinya, dan ulangan itu selesai juga. Setelah waktu habis, ibu guru menyuruh setiap anak mengumpulkan ulangannya. Setelah diperiksa, ternyata hanya Andy yang mendapatkan nilai seratus.
Ketika tiba di rumah, pulpen itu berkata kepada Andy.
“Aku adalah pulpen ajaib! Apa saja yang aku tulis, tidak akan salah!” Kata pulpen itu.
“Benarkah? Kalau begitu aku akan menjadi pintar!” Jawab Andy.
Sayangnya, semua pembicaraan Andy dan pulpen ajaib didengar oleh Hadi yang kebetulan lewat rumahnya.
“Aku akan mengambil pulpen itu besok supaya nilaiku tetap bertahan tapi aku harus memikirkan caranya,” gumam Hadi.
Saat tiba di sekolah, Hadi memanggil Andy dan mengatakan bahwa ia dipanggil oleh guru karena nilainya yang jelek. Andy langsung meletakkan tas di kelas dan ia bergegas menemui gurunya. Saat itulah yang dinantikan Hadi untuk mengambil pulpen Andy. Saat kembali, Andy marah pada Hadi karena telah menipunya terlebih saat dia tahu pulpennya hilang. Sebenarnya jika pulpen itu digunakan oleh orang yang jahat, akan memperburuk keadaan.
Bel pun berbunyi dan Bu Susi masuk kelas kemudian mengadakan ulangan mendadak. Hadi merasa tenang karena ia mengetahui bahwa apa saja yang ditulis oleh pulpen itu, tidak akan salah. Sementara Andy sangat ketakutan karena takut mendapat nilai jelek. Setelah waktu habis, ibu guru menyuruh setiap anak mengumpulkan lembar jawabannya.
Pagi harinya, Bu Susi membagikan ulangan dan ternyata Hadi mendapat nilai nol. Dengan sendirinya, pulpen itu kembali kepada Andy. Andy merasa bahagia karena bisa menemukan pulpen ajaibnya kembali. Semua teman-teman Andy terkagum, karena nilai Andy mulai membaik dan terus membaik hingga mencapai angka 100.
Hadi semakin benci kepada Andy. Hadi mengambil pulpen ajaib itu dan membantingnya hingga hancur berkeping-keping. Anehnya tinta dari pulpen itu membentuk sebuah tulisan yang ditujukan kepada Hadi.
“Hadi, Kau sudah pintar maka tak perlu aku,”
Membaca kalimat pulpen itu, Hadi menjadi sadar bahwa dia memang tidak memerlukannya karena ia memang sudah pintar lain halnya dengan Andy.
“Andy, maafkan aku ya! Karena aku, pulpen ajaibmu jadi rusak!” Kata Hadi.
“Tidak apa-apa Hadi, aku tahu perasaanmu yang sedang emosi” Jawab Andy.
Akhirnya Hadi menyesali perbuatannya selama ini. Hadi meminta maaf kepada Andy karena setiap hari Hadi selalu mengejek Andy. Semua teman-teman Hadi yang biasa ikut mengejek Andy juga meminta maaf kepada Andy. Andy memaafkan Hadi dan teman-temannya. Tak lama kemudian, pulpen itu menghilang. Andy sangat sedih sekali. Sejak saat itu, Hadi selalu mengajari Andy pelajaran yang tidak ia mengerti. Lama-kelamaan Andy semakin pintar dan nilai Andy sama dengan Hadi bahkan ada yang lebih tinggi dari Hadi. Hadi memuji Andy karena keberhasilan Andy.


Tamat



Tamat


Posted by Health Care , Published at 1:46 PM and have 0 comments

Tidak ada komentar :