Pada zaman dahulu kala di sebuah pegunungan yang indah yaitu Stali, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Nello. Ia mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Shilla. Nello anak yang baik dan mempunyai kegemaran bermain biola sedangkan adiknya anak yang periang dan pandai bergaul.
Pada suatu hari saat Shilla sedang bermain-main dengan teman-temannya di tengah hutan, tiba-tiba ada suara mendesis. Sebelum mereka semua tersadar kalau itu suara ular, tiba-tiba Shilla berteriak,” Awwww!” Ular itu mematuk pergelangan kaki Shilla. Mendengar teriakan itu, teman-temannya ketakutan dan berlari menuju rumah Shilla. “Kak, Kak, Kak Nello! Shilla Kak....,” kata salah satu teman Shilla terengah-engah. “Ada apa dengan Shilla?” tanya Nello panik. “Shilla dipatuk ular dan sekarang ada di sana,” timpal teman lain sambil menunjuk arah tempat mereka bermain. Nello langsung berlari menuju arah yang ditunjuk teman Shilla. Akhirnya Nello menemukan Shilla yang sedang pingsan kemudian dia langsung mengikat pergelangan kaki adiknya dengan ikat kepalanya lalu membawanya pulang. Sesampai di rumah Nello sangat bingung bagaimana cara menyembuhkan adiknya.
Saat sore hari Nello pergi ke seorang tabib di atas pegunungan yang paling tinggi. Tengah malam ia baru sampai di sana. Nello langsung menceritakan kejadian yang menimpa adiknya pada tabib. Mendengar cerita Nello, tabib itu berpikir sejenak. “Anak muda, aku tahu cara menyembuhkan adikmu. Namun perlu pengorbanan dan perjuangan untuk mendapatkan obat penawar racun ular itu,” kata tabib dengan hati-hati. “Aku sanggup melakukan apa saja asal adikku bisa sembuh. Aku tak mau kehilangan dia,” jawab Nello penuh semangat. “Obat itu bernama bunga Orpheus. Setelah bunga itu kaudapatkan, ciumkan bunga itu ke hidung adikmu. Namun untuk mendapatkan bunga itu, Kamu harus melewati sang penjaga yaitu naga berkepala enam dan sebelum itu Kamu harus menyeberangi sungai yang arusnya sangat deras. Tempat itu berada di sekitar hutan tempat adikmu bermain,” jelas tabib. “Terima kasih. Aku pasti menemukannya,” “Aku percaya anak muda. Kau sangat menyayangi adikmu. Selamat berjuang!”
Keesokan paginya Nello sudah bersiap-siap untuk menemukan tempat itu. Dia membawa semua perbekalan yang diperlukan dan juga tak ketinggalan biola kesayangannya. Nello melakukan perjalanan yang cukup berbahaya. Dia harus menerobos hutan yang bahayanya siap menghadang namun Nello tak gentar dengan bahaya. Akhirnya menjelang siang, Nello berhasil menemukan sungai yang dimaksud oleh tabib itu. Sungai yang arusnya sangat deras yang siap menyeret benda atau orang yang melewatinya. “Aduh, bagaimana ini? Mau tidak mau aku harus menyeberangi sungai ini. Tapi bagaimana?” Nello benar-benar kehabisan akal. Dia tampak sedih dan cemas memikirkan nasib adiknya. Karena kebingungan, dia langsung mencari tempat duduk yang enak dan mengambil biola serta memainkannya. Sungguh keajaiban luar biasa.Mendengar alunan biola Nello, sungai yang arusnya deras menjadi tenang. “Oh, apakah aku bermimpi? Air sungai itu menjadi tenang karena suara biolaku?” Nello kebingungan dan akhirnya tersadar bahwa biolanya telah menolongnya. Dia langsung menyeberangi sungai itu sambil terus memainkan biolanya sampai dia berhasil ke seberang sungai. Nello langsung melanjutkan perjalanan dan akhirnya ia dikejutkan oleh naga berkepala enam yang sedang asyik menciumi bunga Orpheus yang dimaksudkan sang tabib. Kali ini Nello mencoba untuk langsung memainkan biolanya. Dia berharap naga berkepala enam itu sama terlelapnya dengan sungai yang berarus deras. Nello terus memainkan biolanya itu sampai akhirnya naga berkepala enam itu tertidur pulas. Setelah mengetahui naga itu pulas, Nello mendekatinya sambil terus memainkan biolanya. Akhirnya Nello berhasil memetik setangkai bunga Orpheus untuk obat Shilla adiknya.
Nello pulang dengan selamat dan langsung mendekatkan bunga itu ke hidung adiknya. Tak berapa lama Shilla tersadar dan langsung memanggil Nello. Mereka berdua saling berpelukan dan hidup rukun serta saling menyayangi selamanya.
Tamat
Posted by
1:47 PM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar