Oleh Gerry/7d
Alkisah di sebuah hutan, hiduplah seorang gadis bersama neneknya yang sedang sakit. Gadis itu bernama Stella. Orang tua Stella sudah meninggal 10 tahun yang lalu saat dia berusia 2 tahun. Sejak saat itu Stella tinggal bersama neneknya.
“Stella, tolong bantu nenek mengambil air di sungai,” teriak neneknya. “Iya Nek!” jawab Stella. Mereka pun berjalan menuju sungai yang letaknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Sesampainya di sungai, Stella langsung mengisi embernya dengan penuh dan mulai mengangkatnya ke tepi sungai. Ketika neneknya mau mengangkat ke tepi, tiba-tiba Stella melihat ular di dekat neneknya dan dia langsung berteriak. “Awas Nek, ada ular!”
Karena kaget neneknya terpeleset dan kakinya terkilir. “Nek, maafkan Stella karena membuat nenek jatuh dan terkilir,” kata Stella cemas. “Tidak apa-apa, Kau justru menyelamatkan nenek dari bahaya gigitan ular,” “Apakah Nenek bisa jalan?” Nenek mencoba berdiri dan ternyata lukanya cukup parah sehingga nenek tidak mampu berdiri. “Stella, Nenek tidak mungkin bisa berjalan sampai rumah. Kamu pulanglah dan cari Pak Kadir dan ceritakan apa yang telah menimpa Nenek,” jelas nenek.
“Tapi Nenek bagaimana?” tanya Stella penuh kecemasan. ”Nenek menunggumu di sini. Cepatlah sebentar lagi gelap,” kata nenek.
Akhirnya Stella meninggalkan neneknya. Dengan berlari sambil terengah-engah, Stella terus menerobos hutan yang semakin gelap. Dia hampir menangis karena takut dengan kegelapan hutan dan suara longlongan anjing. Malam pun tiba dan Stella belum sampai di desanya. Dia berhenti karena kecapaian dan menangis. “Jangan menangis, Gadis manis. Ada Aku yang akan menemanimu,” kata suara aneh. Mendengar itu, Stella semakin ketakutan dan semakin keras tangisannya. Namun suara itu terdengar makin keras juga. Akhirnya setelah menghentikan tangisnya dan mengumpulkan keberaniannya yang tersisa.
“Si..si..siapa Kamu dan Di...di... mana Kamu?” tanya Stella terbata-bata. “Aku di belakangmu, Gadis manis?” Stella langsung menoleh ke belakang dan dia semakin ketakutan karena tak ada siapa-siapa di belakangnya kecuali sebuah pohon besar tempat dia bersandar. ”Yang di belakangku hanya pohon, Kamu di mana?” tanya Stella. “Aku adalah pohon tempat kamu bersandar. Mengapa Kau berada di tengah hutan malam-malam begini dan mengapa Kamu menangis?” tanya pohon. “Aku mau cari bantuan ke desaku karena waktu mengisi air, kaki nenekku terkilir dan tidak bisa berjalan,” jelas Stella. Mendengar cerita Stella, pohon merasa kasihan dan akhirnya menolong Stella. Dia menyuruh Stella memejamkan mata dan dalam sekejap Stella sudah sampai di rumah Pak kadir.
“Terima kasih, pohon. Apa yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikanmu?” tanya Stella. “Benarkah Kau mau membantuku? Kalau begitu aku ingin memberi hadiah berupa bibit-bibitku. Aku ingin kau menanamnya dan memeliharanya baik-baik agar dia bisa tumbuh besar untuk menggantikanku yang makin tua,” pinta pohon. “Baiklah. Aku akan melakukannya untukmu. Lagi pula, Kalian juga berguna bagi kami untuk melindungi kami dari terik matahari,” kata Stella.
Berkat bantuan pohon itu, Stella berhasil menyelamatkan neneknya. Sejak saat itu Stella dan neneknya rajin menanam pohon untuk mengenang kebaikan pohon.Bahkan, mereka mengajak semua warga desa untuk menanam pohon. Tahun berganti tahun desa mereka menjadi rindang dan sejuk serta segar udaranya.
Tamat
Posted by
1:48 PM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar