Bunga Kehidupan sebuah blog membahas tentang pernik pernik kehidupan yang terfokus pada masalah pendidikan (The life flower one blog discussed about something that was interesting to the world of education)

Pangeran dan Lebah Madu

Pangeran dan Lebah Madu

Dahulu kala di sebuah kerajaan yang sangat besar hiduplah seorang pangeran tampan. Walaupun dia tampan, tapi sifatnya sangatlah buruk. Jika Ia menemukan siapapun bersalah, Ia akan langsung memasukkan orang itu ke penjara. Setiap hari kerjanya hanya berfoya-foya dan mabuk-mabukan saja bersama teman-temannya. Dulu, ketika ayah memerintah, rakyatnya tidak ada yang susah atau miskin. Tetapi ketika pangeran mulai memerintah, rakyatnya terlantar karena tak terurus.
Sementara rakyatnya sedang kelaparan di luar sana, pengeran tetap tak mempedulikan rakyatnya. Ia asyik menikmati segala fasilitas yang ada di istana.
Suatu hari Rakyat di kerajaan tersebut mengadakan demo. Mereka berdiri di depan istana dan berteriak-teriak.
” Turunkan pangeran!! Turunkan pangeran!!”teriak mereka. “Kami tidak terima di perlakukan seperti ini!!” Prajurit-prajurit pun mengusir mereka dengan tegas. Tetapi mereka memaksa untuk tetap di depan sampai pangeran sendiri yang keluar dari istana. Penasihat kerajaan keluar dan berjanji akan mempertimbangkannya. Akhirnya pangeran diasingkan ke sebuah hutan terpencil agar bisa belajar sesuatu di sana.
Di hutan raja merasa sengsara sekali. Ia tidak bisa mencari makan di sana. Setiap hari kerjanya mengeluh dan mengeluh.
“Aduuuhh..lapar sekali...sudah disini agak ada makanan lagi…gimana ini..duuhhh…”keluh si pangeran.
Tiba-tiba, Ia mendengar suara dengungan. Ternyata, suara dengungan itu berasal dari lebah yang sedang terjatuh, dan berusaha untuk terbang.
“Ada apa denganmu lebah? Apa kau tidak keberatan membawa perut yang sebesar itu? Atau kamu kekenyangan makan ya? Hampir tidak bisa terbang seperti itu?” tanya pangeran bertubi-tubi.
Lebah menjawab pangeran sambil berusaha untuk terbang.
”Ya pangeran… hamba harus berusaha agar bisa terbang ke sarang saya untuk membawa madu sebagai persediaan makanan teman-teman saya dan anak-anak yang baru menetas,” jawab si lebah.
Pangeran tidak berkata apa-apa. Ia langsung mengangkat si lebah dan membantunya naik ke sarang. Setelah pangeran menolong lebah, ia mulai berpikir. “Ternyata aku lebih bodoh daripada lebah itu. Ia berusaha keras agar teman-temannya bisa makan. Tetapi aku sang raja, sama sekali tidak mempedulikan rakyatku. Betapa bodohnya aku selama ini.
Akhirnya pangeran memutuskan pulang ke istana dengan berjalan kaki. Sesampainya di istana semua pengawal terkejut mengapa pangeran sudah kembali dari hutan. Ia langsung memanggil perdana menterinya untuk mengumpulkan semua pejabat istana.
“Paman penasihat, di hutan aku belajar dari seekor lebah yang mencari makan untuk anak-anak dan teman-temannya. Oleh karena itu, aku berjanji akan menjadi raja yang bijaksana seperti ayahku. Jadi besok umumkan pada semua rakyat akan janjiku ini.
Keesokan harinya semua rakyat sudah berkumpul dan penasihat segera menyampaikan janji pangeran. Mendengar itu, semua rakyat bersorak-sorai karena gembira mendengarnya sambil mengelu-elukan raja, “Hidup sang Raja!! Hidup sang Raja!!”
Mulai saat itu pangeran memerintah rakyatnya dengan benar. Sang lebah pun menjadi senang karena ia sudah memberikan pelajaran bagi pangeran. Sebagai tanda terima kasih pangeran kepada lebah, pangeran membawa sarang lebah itu ke taman kerajaan yang penuh dengan bermacam-macam bunga.

Pesan Moral : kita sebagai pemimpin harus peduli dengan anggota-anggota yang lain. Tidak boleh menang sendiri dan seenaknya. Hingga mereka menjadi sengsara. Yang dapat kita pelajari dari lebah adalah harus rela berkorban untuk teman-teman kita yang perlu bantuan. Yang kita dapat pelajari dari pengeran adalah kita mau menyadari kesalahan kita.

Tamat


Posted by Health Care , Published at 1:45 PM and have 0 comments

Tidak ada komentar :