Pada zaman dahulu di sebuah kampung nelayan hiduplah seekor kucing dan seekor anjing. Sifat mereka berdua sangatlah berbeda. Kucing suka mencuri sedangkan anjing sangat murah hati dan pemaaf. Kucing suka mencuri ikan nelayan, tetapi nelayan tidak tahu kucing yang mencurinya.
Pada suatu hari kucing berjalan-jalan untuk mendekati tempat penyimpanan ikan milik nelayan. Setelah sampai, kucing langsung mengambil ikan nelayan kemudian kabur dan memakannya. Ketika kucing memakan ikan curiannya, anjing menghampirinya. Anjing pun curiga dengan ikan yang dimakan kucing.
“Dari mana kau mendapat ikan itu?” tanya anjing kepada kucing.
“Aku menangkapnya sendiri”, jawab kucing. “Sudah ya, aku lelah”, jawab kucing malas-malasan dan tanpa peduli pada anjing.
Melihat kucing tidur, anjing langsung pergi. Saat melewati tempat penyimpanan ikan, ia terkejut karena tempat itu terbuka. Ia mendekat dan mendapati tempat itu sudah kosong.
“Berarti kucing tadi yang mencuri ikan,” batin anjing.
Tiba-tiba nelayan datang dan memarahi anjing karena ikannya tidak ada. Anjing kemudian memberitahu nelayan bahwa yang mengambil ikannya adalah kucing, namun nelayan tidak percaya sehingga anjing kabur karena takut ditangkap.
Setelah itu, anjing menemui kucing yang sedang tidur dan segera membangunkannya untuk disuruh mengaku kepada nelayan bahwa dialah yang telah mencuri ikan nelayan.
“Untuk apa aku mengaku?” seru kucing.
“ Biar dia tahu kalau kau pencurinya bukan aku,” tangkas anjing.
“ Baguslah. Kasihan sekali Kamu,” ejek kucing.
“Ya Sudahlah kalau tidak mau mengaku. Terserah,” anjing mulai jengkel dan meninggalkan kucing.
Hari berganti malam dan waktunya untuk makan malam. Kucing kembali beraksi untuk mencuri ikan nelayan sebagai makan malamnya. Dia mulai mengendap-ngendap untuk memastikan bahwa tak ada yang melihatnya. Kucing mulai melihat-lihat ikan yang akan disantap pertama kali. Akan tetapi saat ia baru menggigit ikan, tiba-tiba telinganya dijewer seseorang dan ternyata nelayan yang telah menangkap basah perbuatannya. Nelayan menangkap kucing itu dan mengurungnya di sebuah kandang. Kucing menangis dan menyesali perbuatannya. Ia meminta maaf kepada nelayan, tetapi nelayan tidak memaafkannya.
Setelah kejadian itu, nelayan merasa bersalah kepada anjing karena telah menuduh anjing yang mencuri ikannya lalu ia pergi menghampiri anjing.
“Hei, anjing maafkan saya, karena telah menuduhmu mencuri ikan saya, padahal bukan kamu yang mencuri ikan saya, melainkan kucing yang mencurinya”, kata nelayan dengan rasa bersalah.
Sebagai permintaan maaf, aku akan merawatmu dengan baik. Kau mau ikut denganku, kan?”
“Benarkah?” Aku sangat bahagia hari ini,” kata anjing terharu.
Akhirnya nelayan pun membawa pulang anjing. Saat sampai di rumah, ia melihat kucing yang sedang dikurung. Karena kasihan, anjing meminta nelayan untuk membebaskan kucing.
“Mengapa Aku harus melepasnya?” seru nelayan.
“Kita harus memaafkan siapapun yang telah bersalah”, kata anjing.
Nelayan tercengang mendengar perkataan anjing dan ingin memaafkan kucing. Nelayan pun memaafkan dan melepaskan kucing.
“Terima kasih, anjing! Terima kasih, nelayan, dan maafkan saya yang telah melakukan kesalahan”, seru kucing dengan perasaan menyesal.
Karena kucing telah mengakui kesalahannya, nelayan pun memeliharanya bersama-sama dengan anjing, mereka pun hidup rukun dan bahagia selamanya.
Tamat
Posted by
1:27 PM
and have
0
comments
, Published at
Tidak ada komentar :
Posting Komentar