Oleh Denny Siregar
Sejak kapan sebenarnya agama Islam dihina?
Agama Islam sudah dihina sejak munculnya hadis-hadis yang
berserakan baik yang dinyatakan shahih maupun dhaif (terputus riwayatnya).
Hadis itu bukan ayat-ayat dalam Alquran. Tetapi berisi penuturan
sahabat2 Nabi yang disampaikan oleh penyampai dari penyampai tentang segala
perkataan, perbuatan bahkan riwayat Nabi Muhammad Saw dan menjadi hukum kedua
sesudah Alquran.
Menarik melihat banyak hadis yang bertentangan dengan logika
berfikir tetapi dijadikan kebenaran utama. Dan hadis-hadis yang dihukumi shahih tapi
bertentangan dengan logika berfikir ini banyak yang dijadikan rujukan.
Sebagai contoh hadis bahwa orang tua Nabi Muhammad Saw kafir
dan berada di neraka. Bagaimana akal bisa menerima kesucian Nabi tetapi sanggup
menerima kabar kekafiran orangtua beliau ? Bukankah ini sangat menghina?
Ada lagi hadis yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw
menikah dengan Aisyah ketika ia berusia 6-9 tahun. Bagaimana bisa manusia yang
berkata bahwa Nabi dengan ahlak yang tinggi menjadi seorang pedofilia ?
Bukankah ini juga menghina?
Nabi digambarkan suka perang, barbar dan haus darah pun
dikabarkan oleh hadis pula dan diterima pula dengan membabi-buta. Betapa rusak
akal manusia yang menerima sesuatu yang bertentangan, antara ahlak Nabi yang
tinggi dan perilaku beliau yang dikabarkan melenceng.
Lucunya, ketika ada kartunis dari Perancis menggambarkan
Nabi sesuai dengan apa yang mereka yakini itu, mereka juga yang marah dan
membunuhnya. Meyakini hadis yang tidak masuk akal itu saja sudah menghina,
ditambah mereka marah dan membunuh tambah lagi terhinanya.
Jadi, darimana sebenarnya sumber hinaan itu?
Jelas dari umat Nabi sendiri yang mempercayai propaganda
penghancuran karakter Nabi Muhammad SAW yang begitu massif dan ditularkan
berabad-abad.
Disinilah dibutuhkan akal dalam beragama, sebab tanpa akal
sejatinya agama itu menjadikan manusia rusak perilakunya karena meyakini hal2
dengan penafsiran yang salah.
Sejarah Islam sudah banyak dirusak oleh tangan2 jahil dan
jangan tambah dirusak dengan perilaku2 jahil..
Maaf memaafkan dalam Islam adalah wajib hukumnya. Tidak
perlu berteriak "penista agama" ketika kelakuanmu sendiri ternyata
menistakan agama..
"Jangan mencaci iblis secara terang-terangan, tetapi
bersahabat dengannya di kesunyian.." Imam Ali as.
Sumber dennysiregar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar