Ini Daftar Sumber Pertengkaran Antara Orangtua dan Remaja
Sudah
menjadi rahasia umum kalau usia remaja adalah masa yang penuh tantangan dalam kehidupan.
Tantangan
ini bukan hanya si remaja itu sendiri, tapi juga buat orangtuanya. Harus
bagaimana, sih, menghadapi remaja yang seringkali juga disebabkan oleh
perubahan hormon ini? Orangtua harus bersikap apa agar si remaja nggak
tiba-tiba ngambek?
Orang
tua harus melakukan apa supaya remaja mau mendengarkan apa yang kita bicarakan?
Sebelum mencari tahu apa yang harus dilakukan, mungkin bisa kita kenali dulu
beberapa sumber teratas ‘pertengkaran’ antara orangtua dan remaja.
Peraturan (yang dianggap) terlalu ketat
Kita
pernah juga, kan, ya, menganggap peraturan yang diberlakukan untuk kita di
masa-masa mencari identitas diri (rolling eyes) terasa terlalu menekan gerak
langkah kita. Ya, itu juga yang sedang dirasakan anak-anak kita yang jelang
atau sudah remaja.
Semakin
keras kita menekankan aturan, maka akan semakin benci mereka terhadap aturan
tersebut. Walaupun ini tetaplah sebuah proses yang harus dijalani, seringkali
ini menjadi sumber ‘debat’ antara orangtua dan remaja.
Menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget
Kompetitor orangtua yang paling berbahaya menurut saya, ya,
gadget ini. Era digital nyaris membuat smartphone atau
gadget berubah menjadi kebutuhan primer. Sebenarnya tak hanya buat remaja, tapi
nyaris buat semua orang. Seringkali jadi sumber pertengkaran antara orangtua
dan anak akibat kalau diajak ngomong yang ditatap bukan ayah ibunya, tapi layar
gadget.
Kewajiban sekolah
Remaja
biasanya lagi senang mengeksplorasi banyak hal, mulai dari hal yang ada
sekelilingnya, termasuk mengeksplorasi emosinya sendiri. Sehingga kewajiban di
sekolah bisa jadi pindah urutan di daftar prioritasnya. Yang seperti ini memang
bikin orangtua kemudian gemas, dan memaksa mereka untuk memberi perhatian lebih
kepada pelajaran. Sementara si anak remaja (yang sudah ‘merasa gede’ ini)
sedikit banyak nggak terima. Dan terjadilah pertengkaran dengan orangtua.
Semakin dipaksa, semakin sering pula pertengkaran itu terjadi.
Suka lupa kalau masih punya keluarga
Kalau
dulu ngintilin terus ke mana kita pergi, sekarang sudah mulai berani menolak
kalau diajak ke acara keluarga besar. Jangankan arisan keluar, diajak makan
malam bersama di ruang makan aja, lebih memilih untuk berkata, “Nanti aja, aku
belum lapar,” sambil meneruskan menatap layar desktop. Bagaimana nggak bikin
orangtua meradang?
Memulai kisah romantisnya sendiri
Buat
kita cinta monyet, buat mereka first love menjadi segalanya. Saat orangtua
membatasi gerak langkahnya ketika ia memulai kisah romantisnya, ia akan merasa
perasaannya tidak dimengerti, dan tentunya membuat dia menjadi seorang yang
rebellious di mata orangtuanya. Fase ini jika tidak dihadapi dengan tepat oleh
kedua belah pihak bisa jadi sumber pertengkaran yang nggak habis-habis.
Rokok, alkohol, dan video porno
Semua
hal yang berbahaya itu “asyik dan seru”. Dan biasanya akan makin asyik ketika
dicoba di usia-usia labil begini. Alasannya hanya karena ini mencoba, atau
supaya terlihat keren. Nah, ketiga hal ini akan jadi sumber pertengkaran hebat,
terutama ketika orangtua mengkonfrontasi langsung ‘kesalahan’ ini dan
menyebabkan si remaja seringkali berusaha berbohong, atau menyangkal lalu
berujung pada pertengkaran.
Masih
banyak hal-hal yang menyebabkan pertengkaran antara remaja dan orangtua. Anda
mau menambahkan? Hal-hal di atas sebenarnya wajar terjadi pada fase pertumbuhan
seorang remaja, tapi kita sebagai orangtua juga tak mungkin membiarkan apa yang
salah berkelanjutan, kan?
Yang
paling penting sebenarnya adalah bagaimana cara kita, orangtua, dalam bereaksi
ketika kita berhadapan dengan sumber-sumber pertengkaran ini. Yang bisa kita
yakini, semakin keras sikap kita, semakin tinggi nada kita bicara, semakin
menekan kita terhadap mereka, bukan tak mungkin pertengkaran antara orangtua
dan remaja lebih banyak menghiasi rumah.
Jika
pertengkaran menghebat, Anda mungkin butuh bantuan ahli atau psikolog agar
komunikasi dengan mereka paling tidak ada sedikit titik terang. Percayalah,
Anda nggak sendiri, kok, dalam menghadapi ini ;)
sumber
https://mommiesdaily.com/2020/01/03/sumber-pertengkaran-antara-orangtua-dan-remaja/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar