Jodoh atau cuma idola?
by Febriyanti RevitasariIntuisi adalah hal yang sudah ada dalam diri manusia sejak dilahirkan. Dulu, orang percaya intuisi karena memperingatkan manusia jika ancaman atau bahaya akan terjadi. Kini, orang melupakan intuisi. Seiring padatnya rutinitas, logika lebih dominan.
Meskipun ada baiknya mengutamakan logika, tapi intuisi gak boleh ditinggalkan. Sebab intuisi juga membutuhkan kepekaan kita terhadap lingkungan. Apakah kamu tahu kalau intuisi bisa dilatih juga agar kamu bisa membedakan rasa cinta yang sebenarnya atau sekedar suka?
1. Rasa cinta bisa kamu tes dari komunikasi nonverbal dan “getaran” yang dirasakan. Kamu bisa tes lebih jauh dengan cara sederhana, yaitu melempar koin ke udara.
Ketika bertemu orang, pernahkah kamu merasakan semacam “getaran” yang gak bisa dijelaskan? “Getaran” ini didapat dari komunikasi nonverbal. Orang dapat melakukan komunikasi nonverbal lewat pakaian, rambut, postur tubuh, dsb. Dari situ, kamu akan mendapat kesan pertama tentangnya sekaligus “getaran” (baik kamu sendiri yang merasakan atau satu sama lain merasakan) tersebut.
Tapi “getaran” ini harus diwaspadai juga, lho! Kamu boleh saja merasakan sensasi aliran darah ke wajah dan syarafmu kesemutan. Tapi belum tentu orang yang kamu temui adalah jodohmu. Bisa juga ini sinyal kalau orang itu bahaya atau merugikan.
Terus gimana cara bedakan intuisi jodoh dan bahaya? Gunakan koin dan lempar ke udara. Jangan pikirkan pada sisi apa koin itu jatuh. Namun ketika koin di udara, apa yang kamu harapkan? Apakah kamu berharap terus lanjut dengan orang itu atau tidak? Saat itu, yang kamu harapkan biasanya merupakan keputusan terbaik.
Cara remeh ini akan menekan kamu untuk membuat keputusan. Tradisi kuno mengatakan, logika adalah hambatan orang menemukan jodohnya. Dan saat memutuskan ini, kamu sudah mengikuti intuisi. Selanjutnya, ikuti kata hati dan kamu akan mendapat hasil terbaik.
2. Jangan terburu-buru bilang kalau dia adalah jodoh yang kamu dambakan. Duduk dulu, berpikir dan tulis apa yang kamu pikirkan tentang sosoknya.
Sebut saja, kamu berkencan dengan seseorang dan kamu punya pengalaman yang indah dengannya. Kamu penasaran apakah kamu cinta pada orang itu, hanya nafsu, atau ada hal lainnya yang dirasa.
Mudah saja! Kamu tinggal duduk dan siapkan kertas serta pulpen. Tulis apa saja yang kamu rasakan dari kencan atau pertemuanmu dengannya. Pikirkan juga apakah kamu ingin dekat dengannya sepanjang hidup atau hanya di saat-saat tertentu saja.
Dengan ini, kamu dapat memutuskan apa saja yang hendak kamu lakukan dan apa yang jangan dilakukan. Intuisi kamu akan memberi tahu dan menginstruksikan kamu apa yang baik untuk dilakukan kepada orang tadi.
3. Dengarkan firasat dan insting kamu. Bisa jadi ialah alarm yang tengah mengumumkan bahaya ke depannya.
Hewan dan manusia punya insting untuk menghindari bahaya dan hal negatif. Ambil contoh, singa melihat daging tergeletak pada tempat dan posisi yang tidak biasa. Singa akan menyadari kalau ada yang salah pada daging itu. Ia akan lebih hati-hati atau tidak memakannya karena bisa jadi itu adalah jebakan pemburu.
Insting juga berlaku pada hubungan asmara. Misalnya kamu ketemu cowok cakep, tinggi, putih, kaya. Tapi instingmu bilang ada yang gak beres pada pribadinya. Kamu gak akan memilihnya karena waspada akan hubungan yang buruk di masa depan. Tapi jika kamu berniat memberi kesempatan, instingmu akan tetap mencari tahu lebih banyak tentangnya. Mulai dari yang positif dan termasuk juga yang negatif.
Mungkin insting, naluri, firasat, intuisi, dan hal-hal semacamnya terdengar seperti sesuatu yang gak logis buat kamu. Namun mereka akan sangat berguna saat otak kamu melihat suatu hal yang tidak bisa dijelaskan.
Jadi, percayai otak dan hati kamu dengan seimbang. Lalu, temuilah pasangan tepat yang akan jadi jodohmu. Selamat mencoba!
sumber:life.idntimes.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar